Mohon tunggu...
arief artono
arief artono Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Saya senang menikmati pemadangan dan menikmati kuliner

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Memperkokoh Kedaulatan Indonesia di Laut Cina Selatan Melalui Inovasi Teknologi Hybrid Autonomous Defense Systems (HADS)

27 Maret 2024   10:39 Diperbarui: 27 Maret 2024   11:09 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sea Huter | news.usni.org

Interoperabilitas, atau kemampuan untuk beroperasi secara sinergis dengan sistem pertahanan lain termasuk kekuatan manusia, menjadi kekuatan utama dari HADS. Dirancang untuk mudah beradaptasi dengan berbagai platform dan standar militer, HADS mampu mengintegrasikan kekuatan pertahanan lintas cabang militer dan negara, memperkuat kemampuan pertahanan yang bersifat lintas sektoral dan internasional.

Keunggulan HADS terletak pada kemampuannya untuk meningkatkan respons terhadap ancaman dengan kecepatan dan akurasi yang superior, mengurangi risiko terhadap nyawa manusia, dan memaksimalkan efisiensi operasional. Adaptabilitasnya dalam menghadapi berbagai situasi dan kemampuannya untuk berintegrasi dengan sistem lain menambah kekuatan pertahanan yang komprehensif.

Pengembangan dan implementasi HADS tidak hanya merepresentasikan kemajuan teknologi, tetapi juga era baru dalam strategi pertahanan dan keamanan, memungkinkan negara-negara seperti Indonesia untuk memperkuat kedaulatan mereka dengan cara yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Dalam dunia yang terus berubah, teknologi ini menjanjikan kemampuan untuk merespons dengan cepat dan efektif, sambil memprioritaskan keselamatan personel dan efisiensi operasional.

Penerapan HADS di Beberapa Negara

Penggunaan Hybrid Autonomous Defense Systems (HADS) di ranah maritim telah menarik investasi global berkat potensi mereka untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional. Dari Amerika Serikat hingga Cina, negara-negara telah mengembangkan teknologi otonom canggih untuk mengatasi berbagai tantangan keamanan maritim.

Di Amerika Serikat, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) meluncurkan Sea Hunter, sebuah Unmanned Surface Vehicle (USV) yang dirancang untuk misi pengawasan panjang tanpa awak. Berbekal AI untuk navigasi dan deteksi ancaman, Sea Hunter fokus pada pelacakan kapal selam musuh, menawarkan solusi berbiaya rendah namun efektif dalam keamanan maritim.

Rusia menawarkan kontrast dengan pengembangan Poseidon, drone bawah laut otonom yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Ini merupakan demonstrasi dari kemajuan teknologi dalam operasi militer strategis dan ofensif, meski kontroversial.

Sementara itu, Cina menginvestasikan pada Haiyi Glider, glider bawah laut otonom untuk pengumpulan data oseanografi dan pengawasan. Ini memperkuat strategi maritim Cina dengan memungkinkan pengumpulan data penting tentang lingkungan maritim dan potensi ancaman.

Studi kasus ini menggambarkan betapa krusialnya pengembangan dan penerapan HADS dalam konteks maritim bagi banyak negara. Dengan teknologi yang terus maju, potensi penerapan HADS di masa depan semakin terbuka, menjanjikan kemungkinan baru dalam operasi pertahanan dan keamanan maritim global.

Sea Huter | news.usni.org
Sea Huter | news.usni.org

Poseidon | ukdefencejournal.org.uk
Poseidon | ukdefencejournal.org.uk

Haiyi Glider | en.people.cn
Haiyi Glider | en.people.cn

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun