Meskipun begitu, ujung dari skenario ini tetap berkesudahan baik. Hanya saja, waktu yang dibutuhkan semakin panjang dan jumlah korban terus mengalami peningkatan.
Skenario 4: Virus Bermutasi dan Tidak Berhasil Dikendalikan
Ini adalah skenario terburuk yang dapat terjadi, baik di Indonesia maupun di seluruh belahan dunia.
Hal ini mungkin terjadi karena beberapa hal. Misalnya karena penggunaan vaksin yang belum sempurna. Bukan tidak mungkin beberapa tahapan penting seperti uji klinis ke hewan tidak dilakukan dengan sebagaimana mestinya karena mengejar penyelesaian vaksin secepatnya.
Ketidaktaatan dengan aturan social distancing dan lockdown juga dapat berpotensi mengarah ke skenario ini. Daya tamping rumah sakit tidak akan cukup menangani pasien yang kian membludak.
Alat Pelindung Diri (APD) pun tidak tersedia dalam jumlah yang sebagaimana mestinya. Akhirnya institusi kesehatan tidak dapat lagi menjalankan fungsi yang diharapkan di garis depan.
Tentu saja peluang hancurnya tatanan negara akibat Covid-19 ini tetap ada, meskipun angkanya sangat amat kecil. Tetapi itulah fungsi diciptakannya pemerintahan: mengantisipasi kemudharatan yang dapat terjadi di masyarakat dalam skala besar.
Kini, pemerintah Indonesia sepertinya memang masih berharap pada skenario yang pertama. Padahal ada skenario kedua yang lebih cepat meskipun harus berdampak besar bagi perekonomian negara. Masalahnya, bagaimana negara menilai nyawa rakyatnya dalam kacamata keselamatan ekonomi?
Wajarlah para dokter terus menggaungkan wacana lockdown. They know how to win this war. Mereka yang ada di garis terdepan tahu persis bahaya yang siap mengintai jika kapasitas rumah sakit tak lagi sanggup menampung laju pasien yang tak kunjung berkurang.
Mereka jelas menginginkan terealisasinya skenario ke-2 dimana status pandemi berhasil dicabut sebelum vaksin SARS-CoV-2 dikomersialkan.
Nah, kalau menurut Anda, skenario mana yang paling mungkin terjadi? Beritahu saya lewat kolom komentar di bawah.