Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Maaf Pak Jokowi, Belum Waktunya Biodiesel Dibanggakan

11 Januari 2020   20:21 Diperbarui: 11 Januari 2020   20:35 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi. Sumber: Youtube CNBC Indonesia

Presiden Joko Widodo belum lama ini menghadiri perayaan HUT ke-47 PDI Perjuangan di Jakarta (10/1). Dalam pidato sambutannya, Presiden Jokowi memamerkan pertumbuhan ekonomi RI pada tahun 2019 yang masih tumbuh di atas 5%. Presiden juga memamerkan penurunan tingkat kemiskinan dan rasio gini yang masing-masing sebesar 1,59% dan 0,03.

Sayangnya hal-hal tersebut sama sekali tidak menarik perhatian saya.

Yang lebih menarik bagi saya dalam pidato presiden kemarin itu ialah paparan singkat Presiden terkait biodiesel. Dengan bangganya, beliau berkata "Dengan mengolah CPO menjadi biodiesel B30, kita menghemat kurang lebih Rp 110 T per tahun!"

Sontak tepuk tangan hadirin riuh menyesaki ruangan. Nampaknya mereka hendak mengapresiasi "cara pintar" Presiden dan jajarannya dalam menghadapi perang dagang dengan Uni Eropa itu.

Namun apabila saya menjadi salah satu hadirin malam itu, saya tidak akan bertepuk tangan.

Pasalnya apa yang dibanggakan oleh Presiden Jokowi malam kemarin adalah logika industri sederhana. Bahwa dengan melakukan hilirisasi industri, kita bisa mendapatkan profit yang lebih tinggi. Konsekuensinya, harga jual produk bisa diturunkan dan terjadilah penghematan.

Tidak perlu juga kiranya Presiden membanggakan pabrik biodiesel Indonesia hari ini. Kapasitasnya memang terus bertambah. Apalagi beberapa pabrik baru di Kalimantan dan Sumatera sudah hampir jadi dengan pemain industri yang baru.

Akan tetapi proses produksinya masih menggunakan teknologi yang terbilang konvensional dalam dunia biodiesel. Teknologinya masih sama dengan yang digunakan oleh Brazil ketika memulai industri biodiesel pada tahun 2005.

Lantas mungkinkah industri biodiesel Indonesia bisa mengejar ketertinggalan hingga berubah menjadi industri biodiesel kebanggaan Asia, bahkan dunia?

Jawabannya, sangat mungkin! Syaratnya adalah meneruskan proses yang sudah dilakukan hari ini yakni hilirisasi. Jangan berhenti pada produksi B30-B100. Teruskan dengan melakukan diversifikasi pada hilir industri olahan CPO ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun