Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Cinta Menyapa

25 September 2021   21:00 Diperbarui: 27 September 2023   18:00 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesepian - Image Geriatri.id

Jakarta sangat panas hari ini,........


Kawasan Tanah Abang, seperti biasa, semrawut dan macet.  Klakson  bersahut-sahutan. Suasana bising dan hingar - bingar pedagang dan pembeli, sesekali ditingkahi jeritan kondektur metro mini mengajak penumpang naik ke kendaraan nya, :

“Ayo, melayu, melayu, melayuuuu, !’ jeritan nya dengan suara lantang, mengajak penumpang untuk naik ke tujuan terminal kampung melayu,: metro mini, P.502, Tanah  Abang- Kampung Melayu.

Aku sedang menyetir mobil di dekat bangunan  induk Pasar Tanah Abang, mengarah ke Thamrin City, yang jarak nya tak sampai satu kilometer, dari posisi Ku sekarang.

Tapi sudah setengah jam belum sampai, terhalang macet kendaraan, di tambah pedagang yang menggelar dagangan sampai ke tengah jalan. Menghambat lalu lintas,  menyempitkan jalan utama yang hanya selebar sekitar enam meter, belum lagi gerobak dan mobil box yang bongkar muat, di tambah pick up pengantar barang, berseliweran.  Semrawut !

Tiba –tiba telefon  genggam ku  berdering  dan bergetar di saku kemeja. Ku lihat nomor asing tidak di kenal. 

Alhamdulillah, mudah-mudahan pembeli cari barang, gumam Ku,:


”“Halo, dari siapa dimana?”, tanya Ku. Dengan kalimat pembuka yang khas dan cukup dikenal kolega ku itu.
 Di seberang sana terdengar suara seorang wanita,:


“Haloo,  Salam alaikom, ape kabar? Maseh ingat ga same kite  nih?,” si wanita menyapa dengan logat Pontianak yang kental.  

Aku coba mengenali  suara nya, tapi tetap asing bagi ku.  Siapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun