Mohon tunggu...
Arie Alfikri
Arie Alfikri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Ustadz Abdul Somad, Ulama Pemersatu Umat

29 Oktober 2017   19:43 Diperbarui: 29 Oktober 2017   19:57 10883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu di masjid Nurul Iman Padang. Listrik pudur. Kipas angin mati. Jamaah penuh sesak melimpah ruah hingga ke teras. Di pintu-pintu masjid jamaah berdiri berdesakan. Sirkulasi udara tak jalan. Suasana penuh gerah. Tubuh sudah mandi keringat. Lihat jam tangan masih pukul delapan. Ceramah dimulai sejam lagi. Meski berpeluh-peluh, tak sedikitpun jamaah beringsut.

Sambil menunggu, dapat kiriman foto luar masjid. Tampak tenda di luar masjid sudah penuh oleh jamaah. Halaman masjid juga penuh oleh sepeda motor. Mobil tak boleh masuk, disuruh parkir di luar halaman. Bagi yang datang belakangan, sudah barang tentu sulit walau sekedar mencari tempat untuk parkir. Inilah dalam sejarah, masjid Nurul Iman paling ramai dikunjungi kaum muslimin. 

Sang ustadz datang. Gemuruh takbir berkumandang. Sebelum sang ustadz tampil, ada beberapa kata sambutan. "Alah tu," teriak pak tua di samping penulis. Rupanya sudah tak sabar ia untuk mendengar ceramah sang ustadz.

Tiba waktunya sang ustadz naik podium. Mulai dari awal hingga akhir, jamaah memperhatikan secara seksama. Dua jam tak terasa. Lihat ke samping, seorang remaja sampai ternganga. Sesekali juga ia tertawa. Padahal materinya sederhana. Namun sarat makna. Dunia menjadi indah karena empat perkara. Berilmunya ulama, adilnya umara, dermawannya orang kaya, dan berdoanya para fuqara. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Ustadz Abdul Somad (UAS), ulama asal Riau yang kini mengemuka. Sepanjang hayat, baru saat ini melihat umat begitu semangat. Semangat menuntut ilmu agar mendapatkan rahmat. Pertanda, ia begitu dicintai umat. 

Usianya masih muda. Kelahiran tujuh-tujuh. Berarti sekarang baru empat puluh. Tua untuk usia pemain bola, namun muda untuk seorang ulama. Ilmunya mumpuni. Alumni Al-Azhar Kairo dan Darul Hadis Maroko. Penguasaan terhadap ilmu syar'i, membuat sesi tanya jawab begitu diminati. Tak ada pertanyaan yang sulit. Semua dijawab mengena di hati. 

Kemunculannya di kancah dakwah adalah fenomena. Di mana pun berceramah selalu diserbu jamaah. Padahal baru dua kali muncul di televisi. Ia populer lewat dunia maya. Dimana ada sinyal, di situ ia dikenal. 

Video viral makin membuat terkenal. Dipotong pendek-pendek sesuai ikhtisar. Kitab Kuning Aswaja, Tafaqquh, dan Fan Page resmi UAS sendiri, tak asing bagi jamaah ghaib, sebutan UAS bagi warganet penikmat kajiannya. 

"Padahal adminnya saya tak kenal. Tak pernah jumpa. Tak pernah saya kasih bayar. Ia adalah akhi (saudaraku)," ujar UAS suatu kali mengomentari Fan Page Kitab Kuning Aswaja nan berperan besar melambungkan namanya. 

Ceramah yang sebenarnya rumit, bisa dibuat menarik. Ketika duet bersama Ustadz Idrus asal Malaysia, ia berceramah tentang Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Pembahasan yang seyogianya materi kuliah mahasiswa UIN sebanyak tiga SKS, bisa ia buat sederhana dan mudah dipahami. Pembahasan aliran menyimpang macam Khawarij, Murji'ah, Mu'tazilah, Jabbariyah, Qadariyah, Khalqin Qur'an, Mutajassimah, dan Syiah, putus dan gamblang oleh UAS dalam waktu setengah jam saja. 

Pendiri Rumah Muallaf Sumatera Barat, Ibnu Aqil Ibnu Aqil D. Ghani mengatakan ada empat hal yang membuat dakwah UAS menjadi fenomenal dan layak untuk dikaji. Pertama, UAS bersahaja dalam penampilan namun tegas dalam ucapan. Penampilannya sederhana, namun ketika berbicara soal aqidah dia tegas dan bahkan keras. Meski sangat lembut dan moderat dalam hal fiqih dan furu'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun