sakit. Namun hari ini saya sudah sembuh dan bisa ke sekolah lagi.
Tiga hari di penghujung November 2022, sayaSakit apa? Saya mengalami demam tinggi dengan frekuensi yang hampir semalaman. Nafsu makan hilang. Kepala sakit tak tertahan dan akhirnya berujung (maaf) muntah-muntah pada pagi hari.
Rasanya tidak kuat menahan sakit raga ini. Terpaksa saya ijin tidak pergi mengajar. Selain kondisi badan saya dangat lemah, saya juga tidak mau menyebarkan virus atau bakteri sumber penyakit baik pada anak didik maupun kawan-kawan saya.
Satu hari demam membuat saya tak bisa ke manapun. Namun ada seorang teman yang baik hati berkenan mengunjungi dan mengirimi makanan. Saya tidak perlu pergi keluar rumah untuk sekedar membeli makan. Terima kasih pada Tuhan yang sudah menganugerahkan saya seorang kawan baik.
Hari berikutnya, saya merasa jauh lebih baik, tidak ada demam lagi, hanya saja batuk dan pilek mulai makin terasa berat. Saya pun pergi ke klinik terdekat demgan memanfaatkan fasilitas BPJS.
Di Faskes itulah saya bertemu dengan dokter umum dan mendiagnosis penyakit saya. Saya diminta istirahat lagi 1 hari untuk masa pemulihan dari sakit batuk pilek dan radang. Saya menurut saja apa kata dokter.
Kemudian saya juga meminum 3 jenis obat dari dokter yang di dalamnya ada antibiotik juga. Saya merasa jauh lebih sehat. Kondisi saya membaik setelah istirahat 1 hari lagi dan akhirnya batuk pilek itu perlahan menghilang dari badan saya.
Meski demikian, saya harus tetap memakan obat saya sampai habis semua sesuai resep dokter. Beberapa murid di kelas melihat saya meminum obat-obat tersebut.
Ada dua jenis obat lainnya untuk mengatasi agar tidak muntah lagi. Saya meminum obat untuk lambung dan obat untuk mual.
Saya yang sering lebay jika sakit, jadi pastinya harus rajin minum obat sesuai resep dokter. Alasannya sederhana agar saya segera sembuh. Itu saja.
Singkat cerita, saya pun sembuh dan pergi ke sekolah. Saya sangat senang ketika anak-anak didik saya menceritakan kalau mereka selalu mendoakan saya bersama agar lekas sembuh. Saya berterima kasih pada mereka semua.
Itu adalah hal yang sangat mengharukan buat saya yang begitu mudah tersentuh dengan kebaikan orang lain.
Bukan hanya itu, seorang siswa mendekati saya dan menyerahkan sebuah mahkota cantik dari kertas. "Miss, pakai ini ya. Ini aku yang buat untuk Ms Ari." Katanya sambil menyodorkan mahkota kertas buatannya. Saya pun memakainya dan mendapat sambutan meriah dari teman-temannya.
"Miss aku kangen suara Ms Ari." Ada juga yang berkomentar demikian. Saya tersenyum dan memberi tawa kecil karena senyum tak nampak tertutup masker yang saya pakai, bukan? Sebuah pertanda kebahagiaan saya.
Lalu saya duduk di kursi guru ketika seorang murid lainnya menghampiri dan memberikan secarik "Surat Cinta" atau lebih tepatnya Surat Doa. "Ini buat Miss Ari". Lalu dia kembali ke tempat duduknya.
Ada bahagia melimpah di hati saya. Tindakan sederhana penuh kasih yang ditunjukkannya itu sungguh membuat hati saya makin terharu. Bahkan bisa menggerakkan hati temannya untuk membuat surat doa senada buat saya.
Saya memang guru mereka namun dalam ketulusan kasih, saya sering belajar dari anak-anak didik saya ini. Terima kasih banyak murid-muridku yang memberi kenangan manis tak terlupakan untuk guru kalian.
Iya cinta dan kasih sayang kalian pada saya membuat hati saya selalu merindukan kalian, tambah mengasihi kalian dan berlimpah syukur saya pada Tuhan atas keberadaan murid-murid kecilku.
...
Written by Ari Budiyanti
1 Desember 2022
With all my love to you my pupils
2-2.380