Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbincangan tentang Kebahagiaan (Karya ke-1616)

28 Juni 2021   17:58 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:18 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com

Kemarin pagi saya mengobrol banyak dengan keponakan saya. Dia naik kelas 6 SD. Ada banyak hal yang ditanyakan pada saya. Keponakan saya terlihat antusias mendengarkan jawaban atas semua pertanyaannya.

Mungkin karena wawasannya bertambah dan dia merasa bahagia. Puas dengan banyak ilmu baru yang diterimanya. Ilmu tentang pembelajaran kehidupan.

Dokpri
Dokpri

Beberapa poin utama perbincangan kami:


1. Mencintai keluarga


Keponakan saya tahu kalau saya suka menulis. Saya tunjukkan tulisan-tulisan saya tentang keluarga. Karya yang terbaru adalah puisi ulang tahun untuk adik saya. Keponakan saya pun membacanya. Sebuah puisi sederhana dari hati.

Selain itu saya menceritakan mengenai kedua kakak laki-laki saya, salah satunya adalah bapak dari keponakan saya. Ada bahagia mengetahui kalau saya menulis hal baik tentang bapaknya.

Dia senyum-senyum melihat sekilas artikel yang banyak foto-foto dia sekeluarga. Juga saat melihat foto mbah kakung dalam artikel yang adalah bapak saya, dia langsung bercerita singkat.

Saya bilang padanya, ada juga artikel tentang ibu saya, atau mbah putri buat keponakan saya. Juga puisi untuk kakak perempuan saya pada waktu ulang tahun Desember lalu. Ini cara saya mengabadikan rasa cinta pada keluarga.

Mencintai keluarga berarti juga belajar menerima apapun kondisi anggota keluarga. Mencintai keluarga penting untuk ditanamkan sejak kecil. Itu akan terpatri dalam kehidupannya setelah dewasa.

2. Rajin membaca


Keponakan saya berkata: "Bulik, koq buku bulik banyak banget." Bulik adalah panggilan untuk tante atau adik dari ayah/ibu dalam bahasa Jawa.

Saya berkisah tentang kegemaran membaca sejak kecil. Meski hanya pinjem buku pada tetangga namun tidak menyurutkan minat baca saya. Dengan membaca kita jadi tahu banyak hal.

Terbukti ketika keponakan saya menanyakan berbagai hal, dia merasa puas dengan jawaban-jawaban saya. Mulai dari beragam agama di Indonesia, kitab suci tiap agama, kebudayaan yang menyertainya.

Dia juga menanyakan tentang kopi luwak, apa itu luwak, bagaimana pengetahuan berkaitan dengan mie instan, cara memasak mie instan yang benar, dan lain-lain.

Banyak juga pertanyaan berkisar pelajaran di sekolah seperti kisah asal usul gunung Tangkuban Perahu, cerita tentang relief pada candi, dan aneka pengetahuan lainnya.

Saya tegaskan, banyaklah membaca buku agar wawasan kita luas, pengetahuan bertambah. Saya juga menanyakan tentang perpustakaan di sekolah. Ternyata di kelasnya sudah ada pojok baca. Saya senang mendengarnya.

Pojok baca ini seperti "Library Corner" di setiap ruang kelas. Beberapa bulan sebelum pandemi masih bisa merasakannya. Karena itu program baru di sekolahnya.

3. Rajin beribadah


Pembicaraan kami juga berkisar tentang bagaimana kita sebaiknya rajin beribadah. Kita menghormati orang yang berbeda keyakinan atau agama. Mengijinkan mereka beribadah sesuai ajaran agamanya dan menghormati pada saat mereka beribadah.

Beribadah juga menahan tutur kata. Jangan sampai kita sudah rajin beribadah namun kata-kata kita kasar, menyakiti, menggosip, atau melukai perasaan orang lain. Kita harus menjaga tutur bahasa kita agar baik, sopan, dan lembut.


Saya tunjukkan video saat dia membaca buku tentang sopan santun. Orang melihat kita bukan semata-mata karena kita pintar saja tapi juga sopan santun. Anak yang sopan akan lebih disukai dari pada yang tidak sopan.

Jika ada orang-orang yang tidak rajin beribadah, berdoalah buat mereka agar Tuhan menyentuh hati mereka dan pada akhirnya semoga mereka berubah mau beribadah.

Berdoalah dengan penuh kasih dan tulus. Jangan menghakimi mereka yang belum mau atau belum rajin beribadah.


4. Rajin membantu orang tua


Keponakan saya juga bercerita tentang kegiatannya membantu orang tua di rumah. Mulai dari kegiatan mencuci piring, menyapu, dan melipat baju.

Membantu orang tua itu memang harus dibiasakan sejak kecil. Sama seperti kedua orang tua saya yang sudah memberi tugas-tugas sederhana pada anak-anaknya sejak kami kecil. Ini melatih tanggung jawab anak.

Tugas sederhana harus disesuaikan dengan usia anak. Tidak boleh memberikan tugas terlalu berat pada anak. Pastikan anak bisa menyelesaikan tugas dengan baik.

Ada perasaan bahagia setelah menyelesaikan tugasnya. Ada disiplin yang harus dilakukan jika masih belum melakukan tugas, akan mendapat teguran untuk segera menyelesaikannya.

...
Itu adalah empat hal yang terangkum dalam perbincangan saya dengan keponakan. Tentu saja ada hal-hal lainnya yang tidak bisa dituliskan.

Semoga kisah sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Saya sengaja menuliskannya untuk menginspirasi sesama. Semoga kita semua tetap bahagia dan bersemangat menjalani kehidupan kala pandemi.

Kebahagiaan itu perlu kita usahakan dari diri kita sendiri. Cara sederhana adalah dengan berbincang-bincang hal yang berguna dengan anggota keluarga.

Ini adalah artikel ke-1.616 yang saya tulis di Kompasiana. Semoga kebaikan-kebaikan saja  yang kita tebarkan lewat karya. Salam  bahagia.

Salam cinta keluarga.
...
Written by Ari Budiyanti
28 Juni 2021

Karya ke-1616

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun