Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Mau Berbagi (Tentang Mengasihi Sesama)

13 September 2020   05:40 Diperbarui: 15 Oktober 2021   06:21 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: APK Pure.com

 
"Tante, bagaimana caranya bermain mainan ini?"Aldi bertanya padaku. "Oh ini mudah. Coba Aldi susun tiap keping puzzle ini sampai jadi sebuah gambar. Kan ada contohnya." Aku coba menjelaskan cara bermain puzzle pada keponakanku laki-laki berusia 5 tahun. 

Awalnya, ia mudah sekali putus asa dan ingin berhenti saja. "Belum apa-apa sudah menyerah." Pikirku dalam hati. Yah, memang sih ini adalah jenis mainan baru untuknya. Ini bukan hal biasa bagi anak di desaku untuk bermain puzzle dari kayu itu. 

Aku cukup memakluminya. "Ayo coba lagi, Aldi pasti bisa." Kataku berusaha menyemangatinya. Akhirnya, ia pun mau mencoba lagi sampai berhasil.

Aldi sangat menyukai puzzle barunya itu. Sebenarnya hanya puzzle sederhana yang terdiri dari 12 kepingan besar. Ini membantunya melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran. Ia memamerkan puzzle tersebut ke mamanya. 

Aku memang tidak mengijinkannya membawa pulang. Aku tidak yakin kalau dia bisa menjaganya. Jadi, setiap kali ingin bermain puzzle tersebut, Aldi akan minta mamanya mengantarnya ke tempatku.

Suatu kali aku pergi ke kota untuk suatu keperluan. Aku meyempatkan diri untuk membeli dua paket puzzle baru. Aku tahu Aldi sangat menyukainya. Di sana juga tertera tulisan bahasa Inggris yang menjelaskan gambar tersebut. 

Kali ini aku mengajarinya dengan cepat. Aldi pun belajar dengan mudah. Rupanya ia sudah terbiasa dengan puzzlenya yang pertama.

Kali ini, Aldi datang dengan seorang temannya, Dika. Dika lebih muda darinya 1 tahun. Dika menatap kagum pada kemampuan Aldi menyusun keeping demi keeping puzzle tersebut sampai menjadi satu gambar yang bagus. Aku menyuruh Dika mencobanya juga. 

Kami bermain bersama. Aku sungguh heran melihat Aldi mengajari teman kecilnya, Dika. Dika lebih tidak sabar daripada Aldi. Setiap kali tidak berhasil menyusun puzzle tersebut, ia akan menyalahkan keadaan. 

Ada aja alasannya. "Aldi, koq ada bagian puzzle yang hilang ya?" Aku hanya tersenyum. Aldi dengan sigap membantu Dika lagi.

Akhirnya Dika pun berhasil. Dia menatap puzzle tersebut dengan rasa kagum. Ia baru pertama kalinya melihat mainan sebagus itu. Aldi mempunyai 2 paket puzzle dan aku memang memberikan keduanya pada Aldi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun