Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bekerja dari Rumah (WFH) Kembali Digalakkan Sepenuhnya, Mari Jalani Sepenuh Hati

10 September 2020   15:27 Diperbarui: 10 September 2020   19:24 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya baru saja berusaha menikmati ritme baru dalam pekerjaan di sekolah tempat saya mengajar. Kami masuk kerja ke kantor dibatasi hanya 2 hari dalam seminggu. Hari lainnya kami bekerja dari rumah atau work from  home.

Namun perkembangan kondisi terbaru menunjukkan lokasi sekitar sekolah kembali rawan. Tadinya sudah mulai nyaman dan kami, para guru dan staf diijinkan ke sekolah sesuai jadwal. Peningkatkan kasus covid19 ini mempengaruhi kebijakan baru di sekolah.

Sumber Kabar Banten
Sumber Kabar Banten
Para  guru tidak lagi diijinkan ke sekolah sesuai jadwal seperti sebelumnya. Kami diminta mengajar penuh dari rumah. Kebijakan ini belum tahu akan berlaku sampai kapan. 

Kami hanya bisa berharap pandemi segera teratasi dan kehidupan berjalan seperti dulu. Kami bisa kembali bekerja di sekolah selama lima hari kerja. Ini harapan besar saya.

Murid-murid memang belajar dari rumah. Pembelajaran diberikan melalui aplikasi zoom untuk tatap muka. Lalu pemberian tugas melalui google classroom. Informasi terkait kegiatan belajar mengajar diinfokan melalui group Whatsapp.

Selama tatap muka melalui zoom, para siswa sudah menunjukkan rasa rindu untuk bisa kembali bersekolah di gedung sekolah. Keinginan mereka tidak lagi belajar dari rumah. Namun itu belum bisa dilaksanakan. Mereka harus bertahan di rumah dengan sistem pembelajaran jarak jauh. 

Seringkali saya mendapat pertanyaan penuh harapan, seperti "Ms, kita ke sekolah bulan November ya?" Sayang sekali saya harus menjawab tidak bisa ke sekolah bulan November. Nanti akan diinfokan lebih lanjut mengenai kebijakan kembali ke sekolah tapi belum bisa dipastikan waktunya. Sedih ya.

Iya, kalau kita sedih, anak-anak lebih sedih lagi. Kondisi ini memang memprihatinkan, namun hanya bisa dijalani dengan ikhlas. Harus bagaimana lagi. Tetap berusaha hidup bersemangat dan berpikir positif. Dengan demikian bisa menularkan energi positif juga pada anak-anak.

Jika kita orang dewasa merasa bosan harus berada di rumah terus menerus, anak-anak mungkin bisa lebih bosan. Mari saling mendukung dengan memberi teladan baik pada mereka. Anak-anak kecil yang lebih membutuhkan teladan nyata.

Sebisa mungkin menjalani bekerja dari rumah dengan sepenuh hati. Berusahalah menikmatinya. Hati yang senang adalah obat yang manjur, tapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Mari kita tetap semangat menghadapi pandemi ini. Jaga kesehatan, makan teratur. Jika terpaksa ada kegiatan di luar rumah, ikuti protokol kesehatan yang sudah ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun