Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Julangadeg Hills (Wisata Hutan 1)

12 Februari 2019   21:00 Diperbarui: 12 Februari 2019   22:11 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Djulangadeg Hills. Kawasan harus bahagia. Photo by Ari

Saya selalu mengagumi ciptaan Tuhan yang satu ini yaitu pepohonan. Sejak kecil, saya selalu suka jika naik bus dan  melewati area hutan di pinggir jalan. Rasanya sejuk dan asri. Menikmati sejenak pepohonan rindang di tengah hutan buatan, sangat menarik buat saya. Apalagi jika melewatinya bersama keluarga. Sampai suatu kali, saya mendengar bahwa satu lokasi hutan pinus di desa dekat tempat saya tinggal, dipugar menjadi tempat wisata sederhana. 

Hutan Pinus di Djulangadeg hills. Photo by Ari
Hutan Pinus di Djulangadeg hills. Photo by Ari
Saya datang pertama kali ke Djulangadeg hills bersama ibu, kakak dan keponakan saya perempuan. Saya, keponakan dan Ibu naik bus dari pasar menuju hutan wisata ini. Kakak saya menyusul naik sepeda motor. Lokasinya ada tepat di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau kendaraan umum. 

Rumah-rumahan dekat pintu masuk Djulangadeg hills. Photo by Ari
Rumah-rumahan dekat pintu masuk Djulangadeg hills. Photo by Ari
Setelah membayar tiket masuk seharga Rp. 3000 per orang, kami bisa melihat sebuah rumah kecil tempat bersantai para pengunjung. Yang mau langsung makan, juga bisa membuka bekalnya dan duduk-duduk di situ. Nuansa pedesaannya berasa sekali karena atap rumahnya terbuat dari daun. 

Bunga -bunga kecil ditanam melingkar di ban karet. Photo by Ari
Bunga -bunga kecil ditanam melingkar di ban karet. Photo by Ari
Begitu masuk, ada hiasan sederhana semacam pot yang sengaja dibuat dari ban karet disusun seperti mahkota bunga dan ditanami bebungaan kecil. 

Penulis artikel berfoto di ayunan. Djulangadeg hills
Penulis artikel berfoto di ayunan. Djulangadeg hills
Sebenarnya, tempat ini cukup istimewa bagi saya pencinta hutan dan pepohonan. Saya suka berdiam di hutan wisata ditemani buku bacaan atau buku tulis untuk menuangkan inspirasi tulisan-tulisan saya. Bahkan pada kunjungan selanjutnya bersama adik dan kakak perempuan saya beserta dua keponakan-keponakan laki-laki, adik saya bilang, kalau mbak Ari tidak ada di rumah, paling sudah di sini (Djulangadeg) bersama koleksi bukunya.

Menikmati baca buku dalam suasana hening hutan.
Menikmati baca buku dalam suasana hening hutan.
Tentu saja, sudah jadi rahasia umum kegemaran saya membaca buku. Jadi saya menikmati saja kesempatan itu untuk baca buku. 

Lain saya, lain pula keponakan saya. Di hutan pinus buatan ini, bisa dibayangkan banyak buah-buah pinus yang langsung jadi perhatian keponakan saya perempuan. Dia mengumpulkan buah-buah pinus itu untuk dibawa pulang. 

Mengumpulkan buah pinus. Photo by Ari
Mengumpulkan buah pinus. Photo by Ari
Ada tempat-tempat khusus yang mengundang keberanian untuk mendatanginya dan berfoto di sana. Anak kecil harus didampingi orang dewasa. 

Kisah kecil bersama keponakan saya, bagaimana kami memotivasi dia agar berani berjalan dalam pengawasan kami menuju tempat tersebut. Yang diujungnya pemandangan sangat indah.

Jembatan bambu di Djulangadeg dengan pemandangan indah di bawahnya. Photo by Ari
Jembatan bambu di Djulangadeg dengan pemandangan indah di bawahnya. Photo by Ari
Nah, melihat tempatnya saja, sudah menarik ya. Jadi kalau berani meniti ke sana, harus hati-hati dan anak-anak harus dalam pengawasan penuh orang dewasa. 

Tempat menarik lainnya di lokasi ini adalah titian berbentuk lope lope yang tidak terlalu berbahaya dan bisa dengan aman untuk berfoto beberapa orang sekaligus. Di sinilah adik saya berfoto bersama keponakan-keponakan saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun