Mohon tunggu...
Arianto
Arianto Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Freelancer yang free thinker

Selanjutnya

Tutup

Politik

Petani Belajar ke Jepang

27 Maret 2019   10:54 Diperbarui: 27 Maret 2019   11:05 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 


Mungkin di antara kita ada yang familiar dengan ungkapan'Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina'. Secara denotatif, mungkin ungkapan ituingin agar kita belajar ke Cina yang pernah menjadi kiblat ilmu dan kebudayaandi masa lalu. Atau secara konotatif, ungkapan itu menekankan agar kita belajarsampai sejauh-jauhnya. Tidak berhenti, tidak cepat puas diri. Karena Cina bisadianggap sebagai sebuah negeri jauh.

Hingga kini, ungkapan itu masih menemukan relevansinya. Kitamemang harus belajar, menuntut ilmu sampai jauh, melampaui batas-batas. Tidakada kata berhenti dalam belajar. 

Baik itu untuk golongan muda, tua, miskin,kaya, pelajar, pengusaha, hingga petani harus tidak pernah berhenti belajar. Jangan karena merasa diri terbatas, atau rendah, laluberpikir bahwa belajar merupakan sebuah hal yang mewah. Petani misalnya, harusterus terpacu untuk belajar berbagai ilmu. Agar mereka bisa semakinmengembangkan potensi diri dan juga meningkatkan produksi.

Sebagai contoh, kita bisa ambil Provinsi Gorontallo yang terkenaldengan produksi jagungnya. Kemampuan petani jagung di daerah itu membuatGorontallo punya Nilai Tukar Petani (NTP) Umum yang tertinggi ke dua diIndonesia. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulanFebruari 2019, NTP (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 104.21 ataumengalami kenaikan sebesar 0.65 persen bila dibandingkan keadaan bulan Januari2019 yang tercatat sebesar 103.54. NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar109.10 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 110.67 untuk SubsektorHortikultura (NTP-H), 96.10 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R),101.66 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T), dan 100.94 untuk Subsektor Perikanan(NTN).

Bila benar petani Gorontallo sedemikian sejahtera denganukuran Nilai Tambah Petani yang tinggi, Ironisnya, Gorontallo juga berada diperingkat ke 5 provinsi paling miskin di Indonesia. 

Berangkat dari kondisi demikian, bisa disimpulkan secarasementara bahwa peningkatan kapasitas keilmuan petani akan turut mengerekkesejahteraan masyarakat secara umum. Bila dulu Cina menjadi kiblat, kini negara mana pun bisakita jadikan acuan untuk belajar dan menimba ilmu. Ibarat tangga, ilmu adalahsarana yang bisa membuat kita naik ke level yang lebih tinggi. Dengan ilmu,kita bisa belajar memperbaiki diri dan kondisi. 

Sumber:  https://www.gatra.com/rubrik/nasional/pemerintahan-daerah/403669-Rachmat-Gobel-Ingin-Petani-Gorontalo-Dilatih-di-Jepang-

Dalam konteks perorangan, bertambahnya ilmu dan pengetahuanmembuat dirinya bisa bertindak lebih, meningkatkan kemampuan, pendapatan, dankesejahteraan. 

Dalam konteks kedaerahan atau kemasyarakatan, bertambahnyailmu bisa menciptakan masyarakat yang lebih beradab, berbudaya, dan tentunyasejahtera. Meski peningkatan ilmu untuk sekelompok masyarakat atau daerah,tidak semudah menimba ilmu secara pribadi. Perlu ada perbaikan secara sistemik dan infrastruktur.Penguatan dan peningkatan kapasitas guru atau tenaga pengajar, perbaikaninfrastruktur pendidikan, dan penyempurnaan gizi serta nutrisi. Dan untukmenggapai cita-cita itu diperlukan suatu keputusan politik atau political willyang kuat dan berkomitmen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun