Sejak dilantik menjadi Presiden Indonesia, Joko Widodo langsung 'tancap gas' bekerja. Berbagai proyek infrastruktur dibangun, dann program kesejahteraan rakyat diluncurkan.
Menariknya, berbeda dengan rezim pemerintahan sebelumnya, fokus pembangunan itu tidak lagi di Pulau Jawa. Presiden Jokowi dengan berani mencanangkan pembangunan yang 'Indonesia-sentris'.
Dampaknya, berbagai proyek pembangunan itu lebih dititikberatkan di wilayah-wilayah luar Jawa. Termasuk di Sumatera Barat.
Pasca kunjungan Presiden pada 7-8 Februari 2018 ke beberapa wilayah di Sumbar, masyarakat banyak yang menyatakan apresiasi yang positif atas kinerja Jokowi membenahi Indonesia, khususnya di Sumbar. Bahkan, tak jarang mereka menyatakan rasa terimakasihnya secara mendalam.
Misalnya, seperti yang diungkapkan oleh Aznil, Presidium PENA 98 dan Pembina Prospera Sumbar. Ia berterimakasih sekali atas setidaknya 14 proyek infrastruktur yang tercatat di Sumbar. Juga berbagai program kerakyatan lainnya yang benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat Sumbar.
Kebijakan Presiden Jokowi atas pembangunan yang merata memang patut diacungi jempol. Ia tidak memilih-milih wilayah, apakah secara politik menguntungkan atau tidak. Semuanya tetap dibangun.
Padahal kalau dikalkulasi secara politik, Sumbar bukanlah lumbung suara Presiden Jokowi. Pada Pemilu yang lalu, ia kalah di wilayah tersebut.
Namun itu tak menyurutkannya membangun Sumbar. Ia tak memperhatikan aspek politik itu. Karena ia lebih memperhatikan soal pemerataan pembangunan secara nasional.
Itulah kinerja yang memang untuk rakyat secara menyeluruh. Bukan karena kampanye atau janji politik saja.
Untuk itu, ke depan kita perlu dukung agar pembangunan secara merata ini terus berlanjut. Jangan sampai kemajuan yang sudah baik saat ini harus kembali stagnan atau mundur kembali karena kita salah dalam memilih pemimpin.
