Mohon tunggu...
Ari Adrina
Ari Adrina Mohon Tunggu... Working Mom

Suka travelling dan membaca cerita, tertarik dengan dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kegiatan "Read Aloud" sebagai Upaya Menghidupkan Perpustakaan Sekolah

17 September 2025   14:39 Diperbarui: 17 September 2025   14:56 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Perpustakaan sekolah seringkali hanya dikunjungi saat siswa butuh buku referensi untuk membuat tugas. Hanya segelintir anak yang mengunjungi perpustakaan karena hobi membaca buku. 

Maka tak heran jika jumlah pengunjung perpustakaan berbanding terbalik dengan jumlah anggotanya. Saat ini banyak perpustakaan yang hanya dipenuhi buku-buku berdebu, yang menjadi usang di makan waktu.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghidupkan perpustakaan di sekolah. Salah satunya dengan melakukan kegiatan Read Aloud atau membaca nyaring. 

Read aloud membuat suasana membaca menjadi lebih menarik karena menimbulkan interaksi dua arah antara pembaca dan pendengar. Melalui metode ini, pembaca bukan hanya sekedar membacakan buku tetapi juga mengajak pendengar untuk bertanya dan berdiskusi.

Beberapa tahun belakangan, Perpusnas telah melakukan sosialisasi dan pelatihan read aloud untuk untuk mendukung Kampanye Read Me a Book. Pada acara World Read Aloud Day 2022 yang diselenggarakan di teater Perpustakaan Nasional pada tanggal 2 Februari 2022, 

Pembina Read Aloud Indonesia, Roosie Setiawan, menyampaikan bahwa kegiatanan read aloud dapat mengasah kemampuan anak mendengar dan menyimak, menambah kosa kata, mendorong berbicara, dan akhirnya dapat membaca dan menulis.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, para penggiat literasi di lingkungan sekolah mulai bergerak menggalakkan kegiatan read aloud untuk menarik minat baca siswa dan menghidupkan kembali perpustakaan sekolah. 

Para guru mengajak beberapa siswa untuk mengikuti kegiatan read aloud yang diadakan di perpustakaan. Pustakawan membantu memilih bacaan sesuai dengan kebutuhan dan tingkatan anak. Buku yang dibacakan tak selalu berbentuk fisik, bisa juga berupa e-book atau buku digital. 

Adanya bahan bacaan yang bervariasi dari sumber yang berbeda, juga akan menjadi daya tarik sendiri bagi siswa yang mendengarkan. 

Awalnya mungkin hanya beberapa siswa saja yang ikut, lama kelamaan semakin banyak jumlahnya. Jika demikian, Pustakawan dapat mengatur jadwal untuk setiap kelas dan guru yang bertugas membacakan buku.

Kegiatan read aloud pada dasarnya melatih siswa untuk belajar mendengar dan menyimak apa yang dibacakan kepada mereka. Hal ini dapat menimbulkan keingintahuan dan mendorong mereka untuk mencari tahu lebih banyak lagi dengan membaca buku lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun