Mohon tunggu...
Abdullah Al Aswad
Abdullah Al Aswad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Hidup untuk hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Membalik Ayat di Lombok

25 Mei 2019   16:37 Diperbarui: 25 Mei 2019   16:45 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap daerah memiliki budaya dan tradisi yang bebeda-beda,  terlebih dalam menghadapi bulan ramadhan, masyarakat Indonesia yang umumnya beragama islam akan melaksanakan serangkaian ibadah ramadhan dengan cara yang berbeda-beda tapi tetap sesuai dengan aturan agama.

Masyarakat Lombok memiliki tradisi tersendiri dalam pelaksanaan ibadah bulan ramadhan,  diantaranya adalah tradisi "balik ayat" pada setengah kedua bulan ramadhan,  membalik ayat bukan berarti membalik posisi ayat,  akan tetapi memindahkan posisi surah-surah pendek yang pada setengah pertama bulan ramadhan dibaca pada rakaat pertama kerakaat kedua.

Pada rakaat pertama pada setengah pertama bulan ramadhan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat Lombok adalah surah-surah pendek dan pada rakaat kedua membaca surah Al Ikhlas, sedangkan pada setengah kedua membaca surah Al Qadr pada rakaat pertama dan ayat-ayat pendek pada rakaat kedua.

Sekilas kebiasaan ini seolah sebuah keharusan,  dimana dalam fiqh tidak ada ayat khusus yang dibaca pada tiap rakaat shalat tarawih,  bahkan itu bid'ah, akan tetapi apa yang berlaku dalam masyarakat Lombok ini hanyalah sebuat kebiasaan.

Dalam kebiasaan ini,  ada sebuah tujuan yang terselip yang dimaksudkan oleh para pendahulu masyarakat Lombok,  yaitu meningkatkan ibadah pada setengah kedua bulan ramadhan.

Kita maklumi bahwa surah Al Qadr lebih panjang daripada surah-surah pendek,  begitu pula secara umum surah-surah pendek lebih panjang daripada surah Al Ikhlas,  ketika posisi surah Al Ikhlas diganti dengan surah-surah pendek dan posisi surah-surah pendek diganti dengan surah Al Qadr maka tanpa disadari shalat akan semakin panjang dan inilah makna yang terkandung dalam kebiasaan ini.

Selain itu kebiasaan ini juga bertujuan untuk menyambut datangnya malam al qadr atau yang dikenal dengan malam lailatul qadr yang menurut jumhur ulama turunnya pada setengah kedua utamanya pada sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun