Mohon tunggu...
arhamniramadhana
arhamniramadhana Mohon Tunggu... pelajar

saya seorang extrovet yang memiliki minat di berbagai bidang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bhineka Tunggal Ika dalam Dunia Maya

2 Februari 2025   23:09 Diperbarui: 2 Februari 2025   23:09 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bhineka Tunggal Ika merupakan sebuah frasa yang berarti "Walau berbeda tetapi tetap satu". Frasa ini diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pada abad ke-14. Frasa ini memiliki arti yang mendalam sekaligus menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman suku, ras, budaya dan bahasa namun tetap bersatu sebagai satu bangsa. Karena filosofinya yang mendalam, frasa ini kemudian diadopsi menjadi bagian dari lambang Negara Indonesia yaitu pada sebuah pita yang dicengkram kuat oleh Burung Garuda. Hal ini menjadikan frasa "Bhineka Tunggal Ika" sebagai semboyan Indonesia sekaligus perisai persatuan dalam keberagaman karena nilai niali yang terkandung di dalamnya.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika selalu menjaga Indonesia dari perpecahan namun seiring berkembangnya zaman semboyan Bhineka Tunggal kian mendapat tantangan baru. Perkembangan teknologi berhasil menciptakan dunia maya yang menawarkan kemudahan bagi manusia. Dengan dunia maya informasi menjadi mudah tersebar dan komunikasi menjadi lebih cepat tanpa terhalangan jarak atau waktu. Dunia maya dengan segala kemudahan akses yang diberikan tidak lepas dari tantangan yang dapat mengancam nilai-nilai semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Algoritma yang diatur dalam dunia maya khusunya media sosial memungkinkan seorang pengguna hanya akan terpapar konten dan informasi yang berkaitan dengan ketertarikan dan keyakinan mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan fenomena Echo Chamber yang menjadi muara perpecahan dan polarisasi. Hal ini semakin diperburuk dengan tersebarnya informasi hoax dam ujaran kebencian oleh  akun-akun yang tidak bertanggung jawab. Adanya fitur anonim dalam dunia maya menyebabkan semakin banyaknya akun-akun yang tidak bertanggung jawab. Semua ancaman itu memicu diskriminasi kelompok tertentu dan tentunya perbedaan ras, suku, agama, dan budaya menjadi sasaran utama.

Meskipun tantangan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika tidak mudah terhadap dunia maya namun di lain sisi dunia maya juga membuka peluang untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan. Keberagaman di Indonesia justru dapat tersorot melalui dunia maya, menunjukan kekayaan perbedaan yang ada di Indonesia dan menyadarkan kita untuk selalu menghargai perbedaan. Dunia maya juga dapat menumbuhkan rasa empati, karena lewat dunia maya kita bisa melihat dunia dari sudut pandang orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan.

Oleh sebab itu, untuk menjaga nilai-nilai kebhinekaan di tengah kehidupan dunia maya diperlukan peran dari berbagai pihak baik masyarakat maupun pemerintah. Langkah pertama tentunya masyarakat harus meningkatkan literasi digital sehingga masyarakat tidak mudah terpapar informasi hoax dan menyaring sebelum menyebarkan informasi yang didapat dari dunia maya. Senantiasa beretika dalam dunia maya juga menjadi kunci untuk menjaga keutuhan dengan menjunjung nilai-nilai kebhinekaan. Pemerintah juga harus berpartisipasi dalam menjaga nilai-nilai kebhinekaan ini baik cara preventif ataupun represif. Pemerintah di bidang pendidikan khususnya dapat mengajarkan nilai-nilai dasar kebhinekaan seperti toleransi, keberagaman, dan persatuan kepada para pelajar sehingga nilai kebhinekaan dapat tertanam sejak dini. Selain itu, pemerintah juga harus tegas apabila ada pelanggaran yang terjadi dalam dunia maya dan membuat hukum yang jelas sehingga para oknum-oknum mendapat sanksi dan rasa jera dan tidak ada lagi perusak nilai kebhinekaan bagi bangsa ini kedepannya.

sumber:

1. https://fkip.umsu.ac.id/sejarah-dan-makna-bhineka-tunggal-ika/#:~:text=Sejarah%20Bhineka%20Tunggal%20Ika%20bermula,yang%20tersohor%20yaitu%20Hayam%20Wuruk.

2. https://kumparan.com/kabar-harian/mengenal-apa-itu-echo-chamber-fenomena-dalam-penggunaan-media-sosial-20nAIDWALs0

3. https://diskominfo.salatiga.go.id/iga-langkah-pemerintah-agar-dunia-maya-indonesia-tetap-damai/

4. https://pertanian.uma.ac.id/2023/09/13/pentingnya-literasi-digital-dalam-era-digitalisasi/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun