Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuda dalam Semangat Hari Pahlawan

10 November 2020   22:06 Diperbarui: 10 November 2020   22:34 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Foto Hari Pahlawan 2020 (Dokpri)

Tidak afdol rasanya, jika sebagai tuan rumah tidak menyempatkan diri untuk menuliskan artikel dalam rangka hari pahlawan 2020. Tidak banyak kegiatan offline yang dilakukan dalam peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020, karena masih dalam masa waspada bahaya Covid-19. Namun secara online, di sosial media banyak kegiatan untuk menyemarakkan peringatan Hari Pahlawan.

Tentunya saat ini, kegiatan secara online lebih bijak dilaksanakan untuk mengurangi penyebaran wabah Covid-19. Sebab virus tersebut tidak bisa menyebar secara online. Semoga makna dan semangat dari peringatan Hari Pahlawan tidak berkurang, demi meneruskan perjuangan, dan menjadi pahlawan sepanjang masa.

Saksi bisu perjuangan pemuda Surabaya:

W.R Soepratman

Tinggal dan bekerja di kota Surabaya, sejak tahun 2006, tahun 2010 saya baru tahu dan lewat di depan rumah W.R Soepratman (museum W.R Soepratman), yang terletak di jalan Mangga No.21, Kecamatan Tambaksari kota Surabaya. W.R Soepratman, pengarang dan pencipta lagu Indonesia Raya, dan pahlawan nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, 9 Maret 1903, meninggal di Surabaya, 17 Agustus 1938. Padahal, jarak dari tempat kerja saya ke lokasi tersebut hanya berjarak 1 KM. Sungguh terharu dan bangga, meskipun hanya sekedar lewat di depan rumah pahlawan nasional, melewati gang yang cukup sempit.

Tahun 2012, dalam acara Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), kami para kakak pembina dan adik-adik penggalang Pramuka mengadakan satu kegiatan haiking malam. Pukul 22.00 WIB kami berjalan kaki dari sekolah menuju ke makam W.R Soepratman. Kurang lebih pukul 23.30 WIB, kami akhirnya sampai ke lokasi. Setelah mendapatkan ijin, maka kami melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar makam. Acara selanjutnya adalah doa bersama, dan tepat pukul 24.00 WIB, kami menyanyikan lagu Indonesia Raya. Suatu pengalaman yang luar biasa, sekaligus membuat bulu kuduk merinding.

Tugu Pahlawan

Berbicara tentang Tugu Pahlawan, maka kita diajak untuk menyadari bahwa Tugu Pahlawan yang terletak di jantung kota Surabaya adalah sebagai simbol untuk mengenang semangat perjuangan arek-arek Suroboyo melawan penjajah. Bahkan para pemuda dan pejuang tidak hanya berasal dari kota Surabaya, banyak pemuda dan pejuang yang datang bergabung untuk membantu berjuang mempertahankan kota Surabaya.

Lokasi bersejarah, manarik untuk dijadikan tempat study tour, dan sebagai tempat spot foto. Apalagi jika malam tiba, maka warung "nasi bebek" Tugu Pahlawan yang terkenal dengan dua jenis sambalnya (sambal korek dan sambal manis) juga ikut buka. Sebagai salah satu lokasi kuliner kota Surabaya yang terkenal.

Mari, saya mengajak untuk tetap mendoakan para pemuda dan pejuang yang telah gugur di lokasi tersebut. Jangan terlalu larut dengan uforia menikmati makanan kuliner, berfoto-foto ria, atau jalan-jalan di Minggu pagi. Mari sempatkan sejenak mengirimkan doa bagi para pahlawan yang telah gugur.

Hotel Yamato

Hotel Yamato kini dikenal dengan Hotel Majapahit yang berada di Jalan Tunjungan No 65, Surabaya, Jawa Timur. Hotel yang menjadi saksi sejarah perobekan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), kemudian para pemuda dan pejuang dengan penuh semangat menduduki hotel tersebut, merobek bagian bendera yang berwarna Biru, sehingga hanya tinggal warna Merah-Putih. Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959.

Kini hotel tersebut telah diganti namanya dengan hotel Majapahit, lokasi yang masih tetap identik dengan para pemuda pada saat ini, namun dengan aktifitas yang berbeda. Pada 10 November 1945, identik dengan para pemuda dan pejuang yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Maka saat ini, jika malam tiba atau malam Minggu, para pemuda Surabaya banyak melakukan aktifitas di sepanjang jalan sekitar hotel Majapahit (fotografi, nongkrong, dll). Kebetulan sepanjang jalan Tunjungan tersebut sangat bagus digunakan sebagai spot foto.

Sekali lagi, saya mengajak untuk tidak lupa mendoakan arwah para pejuang yang telah gugur, jangan hanya asik nongkrong, jalan-jalan, dan berfoto-foto ria. Mari kita ingat dan mendoakan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita.

Jembatan Merah

Tentunya tempat bersejarah ini sudah tidak asing lagi bagi warga kota Surabaya. Jembatan bersejarah, karena menjadi lokasi pertempuran antara pemuda dan pejuang dengan tentara Inggris. Bahkan insiden tewasnya jendral Mallaby, menjadi pemicu keluarnya ultimatum bagi warga, pemuda, pejuang Surabaya untuk menyerahkan diri beserta senjata yang dimiliki. Namun ultimatum tersebut tidak lantas membuat para pemuda dan pejuang gentar, untuk menghadapi sekitar 15.000 tentara Inggris/sekutu, sehingga akhirnya sekitar 6000 pejuang harus gugur mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Saya masih ingat saat menyaksikan acara "Mister Tukul Jalan-Jalan", di salah satu stasiun televisi. Ulasan yang menarik dari sudut mata batin (paranormal), menggambarkan bahwa banyak pejuang yang gugur di sekitar jembatan merah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, bahkan banyak pejuang yang gugur hanyut oleh aliran sungai di bawah jembatan merah. Mungkin karena banyaknya korban dari pihak pemuda dan pejuang Indonesia di lokasi pertempuran itu, sehingga jembatan tersebut diberi nama jembatan merah.

Pesan yang dapat saya ambil dalam acara tersebut adalah: karena Surabaya adalah lokasi pertempuran pada 10 November 1945, tentunya banyak tempat/lokasi dimana para pejuang Indonesia yang gugur. Maka mari kita sempatkan untuk mendoakan para pejuang yang telah gugur. Jangan terlalu asik hanya untuk berfoto-foto ria, namun sempatkan untuk mendoakan arwah para pejuang yang telah gugur di tempat-tempat yang kita kunjungi.

Saya juga sempat mengalami peristiwa yang unik, dimana saya dan rekan kerja saya mencoba menyembuhkan salah satu sahabat yang tiba-tiba berteriak dan berperilaku aneh (kesurupan), ketika saya tanya nama dan asalnya dari mana, ia menjawab berasal dari jembatan merah. Maka kami kemudian mendoakan dan memintanya untuk kembali dan keluar dari raga sahabat kami.

Arek-arek Suroboyo

Kisah perjuangan dalam peristiwa 10 November 1945, tidak terlepas dari andil dan semangat pantang menyerah para pejuang dan Arek-Arek Suroboyo, sebutan bagi warga Surabaya. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, situasi Indonesia belum stabil, saat itu Indonesia masih bergejolak terutama antara rakyat dan tentara asing. Hari Pahlawan, 10 November merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah negara Republik Indonesia. Karena pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia, yang dikenal juga sebagai pertempuran Surabaya.

Peringatan Hari Pahlawan Nasional adalah untuk mengenang peristiwa 10 November 1945, yaitu pertempuran antara arek-arek Surabaya dengan tentara Belanda.

Mari kita simak cuplikan pidato bung Tomo:

"Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan, Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka."

"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga. Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting! Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu, kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Untuk kita saudara saudara, lebih baik kita hancur lebur dari pada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!"

Bung Tomo memberikan pesan kepada kita semua, agar pantang menyerah. Sebab kita adalah ibarat banteng-banteng Indonesia, yang kuat dan perkasa. Pantang untuk memulai suatu masalah/sumber masalah bagi orang lain. Saat ini, kita juga masih tetap diajak untuk bersiap, karena keadaan sedang genting karena pandemi Covid-19. Kita diajak, untuk tetap memiliki semangat untuk merdeka dari bahaya Covid-19 yang sedang mewabah bangsa Indonesia.

Dokpri
Dokpri

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

Membangkitkan semangat pemuda

Tema Hari Pahlawan tahun 2020 adalah "Pahlawanku Sepanjang Masa", mengandung makna/pesan agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah rela mempertaruhkan nyawanya demi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus selalu dikenang sepanjang masa oleh seluruh masyarakat Indonesia. Apa yang dilakukan para pahlawan diharapkan dapat menginspirasi maupun memotivasi anak bangsa untuk terus meneruskan perjuangan. Meneruskan perjuangan para pahlawan dengan berbagai kegiatan yang positif, dengan prestasi bagi bangsa Indonesia.

Mengutip pidato dari Bung Karno, "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". Ingin menunjukkan dan memberi semangat bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa untuk terus berkarya dan berprestasi.

Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2009, tentang kepemudaan (range usia: 16-39 tahun) berjumlah 61,8 juta (24,5%) dari jumlah total penduduk Indonesia. Mulai tahun 2020-2035, Indonesia akan menikmati suatu era "bonus demografi": jumlah usia produktif Indonesia diperkirakan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia (64%) dari total jumlah penduduk Indonesia (297 juta jiwa).

Bonus demografi menjadi peluang strategis bagi sebuah negara, untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi, didukung oleh ketersediaan SDM usia produktif dengan jumlah yang signifikan. Namun Indonesia membutuhkan pemuda yang unggul, berkualitas, dan memiliki visi ke depan untuk maju. Jumlah yang besar tidak cukup tanpa diimbangi dengan kualitas yang baik. Tugas kita semua untuk menjadikan bonus demografi menjadi lebih bermakna bagi percepatan pembangunan di Indonesia.

"Siluet seorang pemuda yang gagah berani dengan mengibarkan Sang Saka merah putih di segala penjuru dunia, menunjukkan bahwa pemuda-pemudi Indonesia terus berjuang sepanjang masa, belajar dan berkarya membangun bangsa."

Arti bendera merah putih yang terlihat tetap berkibar dan diikatkan pada bambu runcing, sebagaimana terlihat dalam logo menunjukkan identitas bangsa. Bangsa Indonesia tetap menghargai tradisi dan budaya di tengah arus modernisasi. Lingkaran dalam logo memiliki berarti bahwa momen hari pahlawan merupakan momentum untuk menunjukkan eksistensi pemuda pemudi Indonesia yang berbudaya dan disegani yang melingkari dunia.

Siapakah sosok pemuda dalam siluet tersebut? Sosok tersebut adalah saya, anda, dan kita semua. Sosok yang harus tetap bersikap gagah berani untuk berjuang dan melanjutkan perjuangan para pahlawan. Membela negara, dan mempertahankan identitas bangsa Indonesia. Bahwa dengan bamboo runcing kita bisa merdeka, asalkan memiliki semangat persatuan. Dengan hal yang sederhana, kita bisa merdeka dari pandemi Covid-19, asalkan kita bersatu.

Mari kita tunjukkan bahwa semangat para pahlawan masih tetap kita pertahankan sampai saat ini. Dengan berbagai cara dan tindakan yang positif, demi kemajuan bangsa.

Taman Baca: 1, 2

Soerabaya, 10 November 2020 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun