Mohon tunggu...
Arfina Lika Setyani
Arfina Lika Setyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Guna memenuhi tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sulitnya Belajar Online untuk Perkembangan Anak Sekolah Dasar

18 April 2021   18:34 Diperbarui: 18 April 2021   18:59 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Perkembangan Erikson ini sebenarnya sangat lengkap untuk dijadikan bekal orang tua dalam memahami perkembangan anak berdasarkan tahapan usianya. Hakikatnya bahwa anak rentang diusia 6-12 tahun berada pada tahap dimana ia harus belajar untuk menguasai pemahaman pengetahuan. Seharusnya orang tua senantiasa menemani dan memberi arahan anak saat belajar, apalagi pembelajaran secara online ini tidak mudah bagi usia anak Sekolah Dasar. 

Memberikan dukungan yang baik pada anak pun mampu menunjang rasa percaya dirinya, dengan demikian hal tersebut akan mampu menumbuhkan rasa ketekunan dan kompetensi pada dirinya. Sebaliknya, jika orang tua tidak mampu memberikan arahan dan dukungan yang baik, tidak mampu mengontrol emosinya, maka anak akan lebih sulit untuk mencapai tujuannya. Karena dengan kekerasan yang dilakukan orang tua hanya akan membuat anak menjadi kurang percaya diri, malu, dan keragu-raguan yang bisa memicu terjadinya inferioritas yang tinggi dalam dirinya (Jastin, 2017 : 10)

Seperti kasus kekerasan orang tua terhadap anak hingga meninggal yang diduga anak mengalami kesulitan belajar online. Hal tersebut merupakan kesalahan orang tua yang tidak mampu mendampingi anak dalam melewati masanya. Hal tersebut kemungkinan orang tua belum memahami tentang perkembangan anak sehingga tidak dapat senantiasa menyiapkan atau mengetahui kebutuhan anak. Tetapi tidak dapat dipungkiri, mungkin bisa saja karena faktor beban dan pikiran orang tua yang memicu tidak mampunya mengontrol emosi yang dilampiaskan kepada anak dengan tanpa disadari sehingga menggangu psikologi perkembangannya.

Misalnya orang tua sedang memiliki beban pikiran mengenai masalah keekonomian lalu ditambah mendampingi anak belajar yang sulit, atau mungkin orang tua sedang dalam keadaan lelah di karenakan setelah bekerja yang cukup lama, maka akan timbulah emosi yang memicu kekerasan.

Guna menghindari kasus yang serupa, berikut terdapat beberapa solusi yang dapat diterapkan orang tua saat mendampingi anak belajar, diantaranya:

1. Gerak
Maksudnya adalah orang tua harus senantiasa ikut bergerak belajar memahami materi pelajaran, topik-topik pembahasan yang diberikan sekolah, dan penguasaan tekhnologi sehingga orang tua mampu mengajari, mengarahkan dan memberikan pemahaman kepada anak dengan baik.

2. Emosi Cerdas
Emosi merupakan sifat lahiriyah yang dimiliki setiap manusia, ada baikmya jika orang tua harus mengontrol emosinya terlebih dahulu sebelum mendampingi anak belajar agar mampu menciptakan suasana belajar yang harmonis. Apabila ditengah-tengah waktu belajar hampir timbul emosi pada orang tua, alangkah baiknya jauhi anak sebentar, untuk menarik nafas atau menjernihkan pikiran kemabli guna menghindari adu argumentasi.

3. Makanan Sehat
Kebiasaan makan anak akan mempengaruhi perkembangan otak dan kecerdasannya, oleh karena itu, berilah anak dengan asupan makanan yang sehat bergizi seimbang serta melengkapi nutrisinya, karena makanan yang sehat mampu menunjang kecerdasan pikiran, ketrampilan, dan perkembangan.  

4. Beribadah
Dengan rajin beribadah antara orang tua dan anak mampu meningkatkan jiwa spiritual, sehingga mampu membuat hati lebih tenang, dan dijauhkan dari sifat-sifat tercela. Sisi orang tua agar dijauhkan dari tindakan-tindakan kekerasan pada anak, dan sisi anak agar dijauhkan dari perbuatan melawan atau durhaka pada orang tua.

5. Pahami Kemampuan Anak
Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda, orang tua sebagai orang pertama yang paling dekat dengan anak harus memhami kemampuan yang dimiliki anak, dengan begitu jangan menuntut anak untuk sesuai dengan harapan orang tua, seringkali harapan orang tua dan kemampuan anak itu berbeda. Serta tidak membanding-bandingkan kemampuan anak dengan teman sebayanya, karana hal itu dapat berpengaruh terhadap rasa percaya dirinya.

6. Relaksasi
Relaksasi ini dapat dilakukan dengan cara seperti meluangkan waktu untuk istirahat yang cukup, melunangkan waktu menonton tv bersama anak, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun