Pada siang hari dua kelopak ini menutup rapat untuk melindungi calon buah dari serangan hama terutama lalat buah.
Sekitar umur 10 hari, calon buah tumbuh semakin besar sehingga kelopak terdesak dan rontok jatuh. Calon buah atau pentil buah nangka namanya: babal.Â
Babal ukurannya paling besar seukuran ibu jari kaki orang dewasa. Bagi masyarakat Jawa, babal biasanya dimanfaatkan sebagai salah satu buah untuk rujak manis. Ada pula yang dijadikan lalap dengan sambal.
Bila pembuahan angkup berhasil dengan baik dan menjadi babal dan tidak terserang lalat buah maka babal semakin  besar seukuran kepalan tangan hingga telapak kaki orang dewasa. Bakal buah ini orang Jawa menyebut: gori.
Gori masih rawan akan serangan hama lalat buah. Untuk itu pemilik pohon biasanya mulai menutup gori dengan karung plastik atau glangsi atau karung goni. Bukan menutup dengan tas plastik sebab gori akan busuk karena tak ada lobang udara untuk bernafas.
Gori akan terus tumbuh semakin besar menjadi buah nangka muda yang disebut: tewel.
Untuk membedakan gori dan tewel dengan melihat kulit durinya. Bila buah nangka muda kulitnya masih halus berarti gori. Bila kulitnya mulai tumbuh duri lembut dengan pangkal berbentuk segi lima atau segi enam tak beraturan itulah tewel.
Tewel yang bagus bentuknya lonjong teratur atau agak bulat. Bila bentuknya tidak beraturan berarti isi buahnya hanya sedikit.