Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Keluarga di Masa Pertengahan Ramadhan: Methok Celengan

2 April 2022   11:00 Diperbarui: 2 April 2022   11:17 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Celengan masa kini. | Dokumen pribadi.

Banyak hal yang menyenangkan bagi anak-anak di kala puasa Ramadhan, seperti berbuka bersama keluarga dengan menu sederhana, berangkat dan pulang sholat tarawih walau kadang ada yang pulang dengan menangis gegara salah klompen atau terompahnya disembunyikan teman lalu ditinggal sehingga pulang sendirian padahal harus melewati kebun yang gelap.

Berangkat bersama teman-teman pergi mengaji setelah saur dan subuhan. Rasa kantuk dan lelah dan sedikit lapar karena saur hanya menyantap nasi jagung sayur urap-urap atau lodeh dengan lauk seiris tempe atau menjes ditambah secangkir kolak.  Lalu berjalan bersama ke rumah seorang kyai dan sampai di sana sudah capai lalu tertidur di salah satu sudut tempat mengaji. Tak ada yang mengganggu bahkan kyai pun membiarkan tertidur pulas.  

Ada lagi hal menggembirakan yang ditunggu anak-anak yakni methok celengan atau memecah tabungan. Tabungan kala itu lebih banyak berupa boneka tanah liat dengan wujud celeng (babi hutan walau sebenarnya berupa babi gemuk saja), ayam, dan bebek.

Uang yang ditabung atau dicelengi saat itu rerata seminggu sekali sebesar 50 sen atau setengah rupiah. Jika ada rejeki karena diberi paman atau kakek nenek saat berkunjung, bisa menabung sebesar seringgit atau dua setengah rupiah.

Celengan ini dibuka pada pertengahan puasa karena untuk membeli kain yang akan dibuat untuk baju buatan atau jahitan ibu sendiri. Baju setiap anak rerata dua untuk dipakai hari pertama dan kedua saat idul fitri. Jika ada sisa untuk membeli sandal. Sedang sarung dan kupluk biasanya dibelikan bapak ibu. Bila hasil celengan masih ada, akan diberikan ibu untuk membeli bahan makanan atau kue untuk hari raya.

Hal yang cukup menarik dan unik kala methok celengan adalah terjadi sedikit kejengkelan bahkan sedikit bertengkar bila jumlah uang yang ada di celengan berbeda.

Itu kenangan indah anak-anak pada tahun 60 dan 70an.

Masa setelah tahun 70an, dimana kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat sudah meningkat jauh, menabung bukan lagi di celengan. Gencarnya penerangan radio untuk menabung di bank lewat sekolah dengan program Tabanas atau Tabungan Pembangunan Nasional maka celengan mulai  ditinggalkan.

Methok celengan atau memecah tabungan dan membeli baju baru bersama bukan lagi menjadi sebuat budaya keluarga.

Pada masa kini di mana kesejahteraan masyarakat terus meningkat, membeli pakaian baru bisa setiap saat tanpa harus menunggu hari raya dan menabung seperti dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun