Begitu selesai dicabut, benih padi langsung ditanam dengan cara mundur agar tidak menginjak bibit yang telah ditanam. Â Menanam padi dalam bahasa Jawa disebut tandur yang artinya menata dengan cara mundur. Cara menanam dengan memegang pangkal bibit dan akarnya agar tidak patah yang menyebabkan kerusakan bibit padi.
Tiga minggu setelah bibit ditanam, mulai tampak tumbuh subur. Namun pada saat itu pula juga tumbuh lagi rumput dan gulma sehingga harus disiangi atau mencabut dan membuang gulma. Budaya Jawa mencabut gulma disebut matun. Gulma yang paling banyak adalah jenis rumput jawan dan enceng gondok.
Dua atau tiga hari setelah gulma bersih, para petani memberi pupuk dengan cara disebarkan atau disemprot. Tiga atau lima hari sesudah dipupuk selanjutnya disemprot dengan pestisida untuk mengusir dan membunuh hama, seperti: wereng dan walang sangit.
Hama padi bukan hanya serangga tetapi juga ada burung dan tikus. Maka dari itu petani juga mempunyai cara tradisonal dengan membuat orang-orangan sawah untuk menakut-nakuti. Orang-orangan sawah ini disebut Ki Putut sudah ada sejak jaman Kadhiri seperti yang tertulis pada Serat Manik Maja.