Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Kesunyian

12 Mei 2021   09:42 Diperbarui: 12 Mei 2021   12:29 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pembaringan ia hanya merasakan gelapnya suasana yang dingin. Sayup terdengar keriuhan nun jauh di sana. Ingin sekali membuka matanya namun pejaman terasa begitu kuat. Ingin pula ia membuka mulutnya yang terkatup rapat namun hanya desahan yang keluar. Ia hanya bisa pasrah.

Sekelebat sinar dilihatnya lalu ia merasa terangkat oleh lembutnya hembusan yang tak pernah ia rasakan dan membawanya berada di tempat yang begitu luas lalu kelembutan itu meninggalkannya. Kegelapan ia rasakan di sekelilingnya. Hanya setitik cahaya putih yang begitu jauh untuk dicapainya.

Sunyi...

Tak ada lagi keriuhan suara-suara yang pernah didengarnya.

Sepi...

Hanya degup kegelisahan yang ia rasakan kala terus berjuang menuju titik cahaya putih yang menunggunya jauh di sana.

Ingin sekali ia berteriak namun bibirnya mengatup rapat.

Ingin sekali ia menutup matanya namun kegelapan tetap bersamanya.

Ingin sekali ia bersujud namun diri ini terus terbawa melayang entah sampai kapan.

Ingin sekali ia berlari menuju sinar abadi itu namun ia merasa terpaku dalam gelapnya suasana.

Mencekam...

Tanpa siapa pun kini ia dalam kesendirian. Entah sampai kapan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun