Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terlalu Lembut Hati Wanita untuk Menjadi Teroris

1 April 2021   17:42 Diperbarui: 1 April 2021   19:13 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang wanita teman akrab saya, kebetulan single parent suatu hari tanpa ba bi bu tiba-tiba saja mengatakan dirinya tak mau jadi teroris. Mendengar ucapannya ini sontak membuat saya tak jadi menyantap sesendok soto yang sudah berada di depan mulut saya.

"Memang  ada yang mau mengajak kamu jadi teroris?"

Kini ganti dia yang tak jadi menyantap sesendok siomay yang sudah di hadapan mulutnya. Bibirnya yang manis seperti judul cerpen Seno Gumirah Ajidarma, Bibir yang Merah, Basah, dan Setengah Terbuka langsung tersungging sebuah senyuman Monalisa. Saya terbengong menunggu jawabannya sambil memandang wajahnya yang cantik. Disantapnya tahu dan pare yang ada disendok lalu dikunyah dengan lembut sambil sedikit melirik saya.

"Siapa yang ngajak kamu jadi teroris?" tanyaku sedikit berbisik.

"Kukira Mas Ukik mau ngajak...."

"Hla....?" Kupandang dia penuh penasaran.

"Aku tetap ingin menjalani kehidupanku seperti ini sekali berat. Tak mungkin aku akan menikah lagi dengan siapa pun. Aku tak mau jadi teroris bagi istri orang....."

Sebuah pernyataan yang sedikit mengagetkan, sebab sudah kuduga ia akan mengatakan hal ini pada diriku yang ndableg ini. Aku tak membantahnya. Sudah beberapa kali kami berbincang berdua dalam suasana santai entah di lobi tempat kami kerja atau di warteg sebuah kantor. Rupanya, segala sikapku terhadapnya selama ini sedikit dikuatirkan akan menjebaknya dalam sebuah pilihan yang tak diharapkan.

0 0 0

Teror dan teroris memang selalu membuat miris. Jika terjadi sebuah peristiwa maut karena perbuatan teroris, sontak semua orang akan marah, mencaci, dan bahkan ada yang mengutuknya. Tak terkecuali pada seorang wanita muda pelaku penyusupan dan teror di dalam Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Namun demikian tetap mendoakan agar pelaku diampuni dosa-dosanya dan para pendukungnya segera bertobat. Siapa sih yang tidak merasa kasihan, bagaimana wanita yang sebenarnya lebih dominan perasaannya dan tentu saja kelemahlembutannya bisa menjadi seorang teroris jika karena tidak rayuan maut yang menyesatkan? Janji-janji manis kehidupan di surga disodorkan di tengah kerasnya hidup.

Rayuan maut dan gombal memang bukan hanya untuk menjadi pengantin alias bomber bunuh diri, tetapi juga banyak terjadi dalam kehidupan ini. Rayuan gombal untuk meninggalkan pasangan atau hidup berkeluarga, jamak terjadi. Si pria merayu wanita atau si wanita menggoda si pria. Sama saja. Lihat saja di akun-akun FB dan IG. Pria wanita sama-sama kehilangan etika pergaulan. Sama-sama jadi teroris bagi kehidupan orang lain.

Namun bersyukurlah ternyata banyak juga wanita yang terlalu lembut hatinya untuk menjadi teroris.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun