Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Wayang Kontemporer] Jangan Remehkan Perempuan

18 Juli 2020   23:16 Diperbarui: 18 Juli 2020   23:14 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa berani, heh? Dokpri

"Paman...biarlah mereka menenangkan diri di sana," rayu Sengkuni.

"Sengkuni....kau jangan bersikap seperti pendiri Orba menahan Soekarno karena alasan sakit...."

Kata-kata Pendita Durna ini semakin membuat Sengkuni terhenyak. Dilihatnya Banowati memandang dia dengan tajam penuh kebencian.

"Sengkuni....aku Banowati permaisuri Suyudana haruskah menggunakan kekuasaanku untuk mengusirmu dari sini?" Tantang Banowati.

Tanpa Dursasono dan Suyudana dua satria Ngastina yang mudah diperdaya ini, ternyata kekuatan dan keberanian Sengkuni lemah di hadapan Banowati. Apalagi Pendita Durna yang semakin tua sulit dirayu. Kini Sengkuni terpuruk karena perempuan yang dibencinya.

Senyum yang menggetarkan. Dokpri
Senyum yang menggetarkan. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun