Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keceriaan Warga Desa Kala Mandi dan Mencuci di Telaga

29 April 2019   09:54 Diperbarui: 29 April 2019   10:21 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pedesaan wilayah pegunungan, adanya sungai yang deras dengan airnya yang jernih dan mata air yang dingin, atau telaga jernih dan indah merupakan hal yang biasa. 

Demikian juga wilayah Malang yang di kelilingi gunung gemunung seperti Bromo dan Semeru yang ada di bagian timur, Buring dan pegunungan kapur di bagian selatan, dan Gunung Kawi, Panderman, Banyak (orang desa menyebut pager gunung), Arjuna dan Welirang banyak sekali ditemukan mata air, air terjun (bahasa Malang: coban), telaga, dan sungai yang bersih.

Keberadaan mataair dan telaga memang kini ada yang telah mati atau terhimpit perumahan warga bahkan tertutup komplek perumahan elite dan berubah menjadi semacam kubangan tak berarti. Memang masih ada yang tetap dirawat namun menjadi sebuah telaga eklusif yang hanya bisa dinikmati warga perumahan tersebut. 

Sedang masyarakat hanya bisa memandang dari jauh atau hanya menikmati sepintas saja. Salah satunya adalah Telaga Tirtomoyo yang pernah posted penulis lewat sebuah cerpen Bidadari dari Desa Tirtomoyo.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Semua membaur. Dokpri
Semua membaur. Dokpri

Ada juga telaga-telaga kecil nan indah yang kini sudah menjadi tempat wisata ekonomis, di antaranya Wendit Lanang, Sumber Gentong, Sumber Maron, dan Sumber Sira.

Kali ini, penulis mengajak ke Dusun Sumber Gentong yang tak jauh dari pusat kota Malang. Jaraknya kurang lebih hanya sekitar 5 km saja. Disebut Sumber Gentong karena telaga ini kedalamannya membentuk sebuah lubuk besar ( Jawa: kedung ) yang cukup dalam. Lubuk atau kedung ini dalam bahasa Jawa disebut nggentong yang artinya membentuk seperti gentong atau tempayan tempat menyimpan air.

Sumber Gentong menjadi tempat mandi dan cuci bagi masyarakat sekitar Desa Tirtomoyo. Setiap pagi hingga siang pria wanita, tua muda, anak dan remaja dan silih berganti sekedar untuk mandi dan berenang atau juga mencuci pakaian namun semua dilakukan sambil bercengkerama. 

Ada yang melakukan dengan sedikit telanjang, tapi ada juga yang tanpa malu melepas pakaian begitu saja. Namun ada juga yang sudah risih atau malu lalu mandi dan cuci dengan pakain yang masih cukup lengkap. Mungkin karena melihat penulis jeprat-jepret dengan kamera. Tapi ada juga mbak-mbak yang tanpa malu-malu  setengah telanjang minta dipoto. Tentu saja tak mungkin diposting di sini.

dokpri
dokpri

Dokpri
Dokpri

Tak adakah tempat MCK (mandi, cuci, dan kakus) keluarga sehingga warga masih melakukan mandi dan cuci di telaga Sumber Gentong. Sebagai wilayah pinggiran kota, Dusun Sumber Gentong Desa Tirtomoyo kini adalah wilayah yang maju dan sejahtera  di pinggir perumahan mewah dari kalangan atas. Tentu saja keberadaan MCK keluarga sudah bukan lagi hal yang luar biasa. 

Namun akar budaya dimana masyarakat masih menggunakan tempat-tempat umum seperti gubuk, dangau, dan telaga untuk saling bercengkerama dan berkomunikasi secara pribadi atau kelompok tak mungkin hilang. 

Telaga dan pinggiran sungai masih menjadi sebuah institusi tak resmi di mana setiap orang, pria wanita, tua muda, anak dan remaja tanpa batas dan hambatan namun masih dalam etika norma kehidupan saling berkomunikasi dan bercengkerama penuh persaudaraan.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Anak-anak mandi, berenang, dan bermain ciblon yakni memukul-mukulkan tangan dan telapak tangan di atas permukaan air secara bergantian sehingga menimbulkan irama yang indah bagaikan ketukan gamelan yang menggema lembut dan nyaring.

Di sisi lain, para gadis dan wanita mandi dan mencuci sambil bicara pengalaman mereka atau tentang kehidupan keseharian. Ada juga bapak-bapak dan pria yang ikut mencuci dan mandi atau sekedar membantu istri dan menemani putra-putrinya sedang berenang. Atau penulis sendiri yang mandi setelah gowes melemaskan pikiran lalu ketjeh atau bermain air sambil jeprat-jepret. Semua ceria.

Dokpri
Dokpri

Bermain ciblon. Dokpri
Bermain ciblon. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun