Lapangan pekerjaan di Indonesia  masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 27,33 persen, perdagangan sebesar 18,81 persen, dan industri pengolahan sebesar 14,96 persen. Saat ini, dengan makin tingginya angka  penganguran, sektor pertanian sudah selayaknya harus lebih diprioritaskan.
Jumlah serapan tenaga kerja yang besar, tidak serta-merta kemudian dapat diartikan bahwa penghasilan di sektor pertanian tersebut layak . Standart upah buruh tani tidak berbanding lurus dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, juga yang terbaru adalah keputusan pemerintah menaikan iuran BPJS yang tentunya memberatkan pelaku di sektor ini (buruh tani)
Tingginya kontribusi sektor pertanian dalam serapan tenaga kerja sejauh ini tidak diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan petani sebagai aktor utama penggerak sektor pertanian. Banyak faktor penyebab. Salah satunya adalah minimnya keberpihakan kebijakan pemerintah melalui kebijakan makro ekonomi.
Hal tersebut ditunjukkan dengan  tingginya suku bunga pinjaman, nilai tukar rupiah yang kurang  mendukung sektor pertanian, masih diberlakukannya pajak ekspor terhadap komoditas pertanian, derasnya serbuan impor pangan serta rendahnya kredit dan investasi yang dialokasikan untuk sektor pertanian di Indonesia. Â
Belum lagi permasalahan keterbatasan petani dalam memperoleh modal, input pertanian, lahan, harga yang tidak seimbang serta akses pasar. Padahal, pada release terbarunya, pemerintah menyatakan bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar.
Tentunya dengan adanya data tersebut, pemerintah sudah harus mulai bersungguh-sungguh  mengedapankan sektor pertanian sebagai ujung tombak untuk mendongkrak ekonomi nasional. Angkatan kerja tiap tahunnya meningkat, namun ketersediaan lapangan kerja jalan di tempat.
Pemerintah harus mulai melakukan dukungan penuh diantaranya dengan memoderenisasi sektor pertanian, mempermudah akses permodalan, menjaga stabilitas harga dan yang tidak kalah pentingnya adalah menekan impor, serta mendorong ekspor produk pertanian lokal, dengan cara melakukan bimbingan secara intensif bukan hanya terkait teknologi pertanian, namun quality control dengan target produk pertanian Indonesia merambah pasar ekspor
Harapkan kita kedepannya, sektor pertanian bukan hanya menjadi sektor yang terbukti mampu menyerap tenaga dalam jumlah besar, akan tetapi lebih penting lagi dapat  mensejahterakan masyarakat yang  menggantungkan ekonominya di sektor tersebut. Dan jika hal itu itu terwujud, maka akan menggugah minat generasi muda untuk menerjuni sektor pertanian dan regenerasi petani bisa terwujud. (aRd)