Mohon tunggu...
Ryan Ardiansyah
Ryan Ardiansyah Mohon Tunggu... Tak ada kosa kata yang mampu mengambarkan

Barangkali kopi kita kurang diaduk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romantisme Warkop

5 September 2025   08:30 Diperbarui: 5 September 2025   08:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pada akhirnya kisah politik Ken Arok, berakhir ditangan tangan putra Tunggul Ametung. Ya, ujung-ujungnya politik balas dendam"

"Ya begitulah situasi hari ini"

"Maksudmu politik kita hari ini?"

"Yup, betul"

"Sepertinya rindu, politik harus dibalas dengan dendam"

"Bukan, seperti itu captionnya"

"lalu?"

"Kekuasaan seperti rindu, politik adalah dendam"

Aku yang mendengar caption yang dibuat Kinanti membuat perut terkoyak-koyak. Kemudian setelah itu Kinanti mengajakku untuk mengakhir obralan sambil meminta untuk diantarkan pulang ke rumah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun