Rencana yang perlu segera direalisasikan adalah ketika Gubernur Jakarta Pramono Anung hendak membuka kunjungan ke museum dan perpustakaan hingga pukul 23.00 WIB atau 11.00 Malam. Selama ini jam buka museum dan perpustakaan variatif, ada yang mirip jam kantor pegawai atau jam sekolah sehingga akses masyarakat ke museum dan perpustakaan menjadi terbatas.
Bila disebut ada hari sabtu dan minggu masyarakat leluasa ke kedua tempat tadi namun biasanya pada sabtu dan minggu anak-anak sekolah bersama orangtuanya atau pekerja kantoran mempunyai agenda tersendiri, seperti keluar kota atau berkumpul dengan sahabat atau saudara-saudaranya.
Dengan adanya jam buka perpustakaan dan museum hingga menjelang tengah malam maka pekerja kantoran khususnya selepas menyelesaikan pekerjaannya bisa healing atau wisata ke museum dan perpustakaan. Pun demikian para pendidik, guru, dosen, peneliti, serta anak sekolah dan mahasiswa punya waktu lebih banyak ke museum dan perpustakaan. Â Â
Ada banyak hal yang bisa kita dapat ketika museum dan perpustakaan buka hingga tengah malam, pertama, koleksi yang ada di museum dan perpustakaan akan lebih maksimal berdaya guna. Koleksi buku dan benda museum dan perpustakaan di Jakarta standarnya sangat tinggi sehingga sangat disayangkan bila nilai ilmu dan pengetahuan yang melekat padanya tidak bisa dieksplorasi secara maksimal. Tidak bisa dieksplorasi secara amaksimal sebab jam kunjungan yang terbatas.
Dengan adanya durasi yang lebih panjang maka peluang untuk mengeksplorasi koleksi yang ada di dua tempat tersebut akan menjadi lebih tinggi intensitasnya sehingga kemanfaatannya menjadi maksimal.
Kedua, dengan adanya jam buka yang lebih panjang, khususnya di museum maka pemasukan yang yang didapat akan lebih banyak sehingga apa yang didapat bisa dimanfaatkan untuk menjaga dan merawat koleksi museum lebih modern. Banyakk museum yang tidak bisa membiayai dirinya sebab tidak adanya pemasukan yang lebih. Tidak adanya pemasukan yang lebih bisa jadi karena jam kunjungan yang terbatas.Â
Ketiga, membuka jam kunjungan ke museum dan perpustakaan lebih panjang akan mengubah gaya hidup masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan terutama pegawai kantoran, selepas bekerja, di antara mereka banyak yang bersosialita di cafe-cafe, restoran, mall, atau di pinggir jalan yang strategis dan nyaman, seperti Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta. Di sana mereka menghabiskan waktunya bersenda gurau sambil menikmati kopi, makanan, dan minuman jenis lainnya.