Rasa penasaran saya untuk mencoba Kereta Api (KA) Pangrango, terjawab sudah. Pada Jumat, 16 Mei 2025, saya naik kereta ini pada pukul 07.45 WIB dari Stasiun Kota Bogor, Jawa Barat; menuju kota Sukabumi. Ingin mencoba kereta yang melayani beberapa stasiun di sepanjang Bogor - Sukabumi itu sudah lama namun setiap mencoba untuk naik pada Sabtu dan Minggu, kursi yang tersedia penuh, kalau pun ada pada jam-jam malam. Ini merupakan waktu yang tidak tepat bagi saya.
Setelah membeli tiket, lebih dahulu saya minum kopi dan makan mie di pasar yang berada di depan stasiun. Saya meluangkan waktu untuk mengisi perut karena waktu keberangkatan masih ada puluhan menit. Selepas sarapan, saya bergegas untuk cek in tiket. Setelah masuk ke dalam stasiun, Pangrango sudah tersedia dan berada di jalur 2. Menyusuri peron untuk menuju gerbong 1 dengan nomer 4B. Kereta ini rupanya rangkaiannya terbilang panjang, selain gerbong ekonomi, juga ada eksekutif, dan kereta makan.
Setelah tahu lokasi di mana kursi sesuai pesanan, tak lama kemudian kereta bergerak meninggalkan stasiun tua itu. Tak lama kemudian kereta berhenti di Stasiun Paledang. Stasiun yang tak jauh dari Alun-Alun Kota Bogor itu terlihat baru dan megah. Bisa jadi ini nantinya jadi pengembangan Stasiun Bogor. Dalam perjalanan, petugas mengumumkan aturan naik Pangrango, salah satunya dilarang merokok.
Selepas meninggalkan Paledang, rupa bumi jalur kereta Bogor - Sukabumi adalah pegunungan. Lintasan yang ada kanan jurang kiri tebing. Terhampar ladang, sawah, kebun, hutan, sungai, perkampungan penduduk. Rupa bumi yang tak datar inilah yang membuat penumpang bisa melihat gunung yang menjulang dan perkampungan penduduk yang berada di terasiring. Inilah yang membuat perjalanan Pangrango diburu wisatawan sebab sepanjang perjalanan menyuguhkan pemandangan alam yang masih alami, asri, hijau, dan menyegarkan.
Bila naik kereta ini, jangan takut kelaparan, selain ada kereta makan, pramugari menjajakan berbagai makanan dan minuman dari gerbong ke gerbong. Dengan layanan inilah yang membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan.
Perjalanan Pangrango sekitar 1 jam 45 menit. Jarak Bogor -- Sukabumi sebenarnya tidak jauh-jauh banget namun karena rupa bumi berupa pegunungan maka kereta tidak bisa ngebut seperti di Pantura. Gerak Pangrango bisa terbilang 'santai'. Gerak yang santai ini agar perjalanan tetap aman. Selain pegunungan, lintasan yang ada merupakan tanah gembur sehingga di beberapa titik menjadi rawan dan pernah longsor sehingga membuat perjalanan dihentikan.
Meski kereta itu berakhir pada Kota Sukabumi namun tidak semua turun di kota asal artis Desi Ratnasari itu. Di beberapa stasiun sebelumnya ada yang sudah turun bahkan saat di Stasiun Cisaat, banyak penumpang mengakhiri perjalanan. Jadi semakin lama jumlah penumpang semakin berkurang.
Setelah melewati beberapa stasiun akhirnya Pangrango tiba di Stasiun Sukabumi. Penumpang pun pada turun meninggalkan ular besi itu. Kereta itu selanjutnya menjemput penumpang yang hendak menuju ke Bogor.
Di Sukabumi saya jalan-jalan ke alun-alun dan lapangan merdeka. Terlihat di alun-alun ada Masjid Agung. Di sinilah saya melakukan salat jumat. Sebelum salat jumat, menikmati lapangan Merdeka. Lapangan ramai orang yang melakukan berbagai aktivitas. Setelah merasa cukup jalan-jalan, saya kembali ke stasiun untuk balik ke Bogor dengan jadwal Pangrango 14.50 WIB.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI