Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Singapura Tidak Mau Gaduh dalam Berpolitik

20 September 2017   08:27 Diperbarui: 20 September 2017   09:14 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ELD berpikir bila ada calon tunggal dan Pilpres tetap dilaksanakan maka pemilu yang dilakukan bisa jadi akan sia-sia dari segi waktu dan biaya. Ditambah juga bisa menimbulkan masalah politik yang berkepanjangan apalagi calonnya etnis minoritas. Untuk itu Pemilu tak perlu dilakukan bila ada calon tunggal, kalah dan menang tohia akan menjadi presiden. Cara seperti ini sebagai wujud pemerintahan di sana menjauhkan masyarakat dari kegaduhan politik. Selama ini elit penguasa di sana sudah merasa nyaman dengan stabilitas politik yang dikembangkan Lee Kuan Yew.

Untuk meniadakan kegaduhan politik karena kecemburuan etnis dalam memimpin pemerintahan, konstitusi di sana ada yang unik, yakni bila ada salah satu etnis yang tidak kebagian kursi presiden selama lima periode (mungkin kalah saat Pemilu) maka etnis tersebut berhak atas Pilpres Istimewa. Terpilihnya Halimah juga bagian dari konstitusi itu. Dari konstitusi ini, setiap 30 tahun sekali, setiap etnis akan mendapat jatah menjadi presiden. Periode sekarang dari Melayu, kelak bisa dari India, dan selanjutnya entah dari etnis lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun