Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana Cara Belajar Bahasa Inggris yang Baik dan Menyenangkan?

2 Januari 2018   16:13 Diperbarui: 2 Januari 2018   20:46 3561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

Tidak akan pernah ada habisnya jika membahas tentang penyebab tidak berhasilnya pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia.

Mungkin kita sudah lelah menyalahkan kurikulum, padahal bukan itu penyebabnya. Sebagus apapun kurikulum yang diterapkan, banyaknya frekuensi jam belajar perminggunya adalah yang paling berpengaruh dalam pembelajaran bahasa asing. Belum lagi masalah lainnya.

Meneliti dan menemukan cara terbaik untuk belajar bahasa Inggris lebih baik daripada mencari akar pemasalahannya.

Menurut linguis asal Amerika Serikat, Dell Hymes, hakikat pembelajaran bahasa asing adalah kemampuan komunikatif yang mengacu pada pengetahuan terinternalisasi (tacit knowledge) dan kemampuan menggunakan bahasa itu sendiri (ability to use).

Hal ini sangat berkaitan dengan 4 parameter: gramatikal, keterlaksanaan (feasability), kesesuaian konteks (apropriacy)dan kemungkinan lain dalam komunikasi (accepted usage).

Dalam tujuan pembelajaran bahasa Inggris sekolah di Indonesia sebenarnya sudah benar, yaitu mengembangkan empat keterampilan berbahasa tentu menjadi yang utama. Di antaranya membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.

Lalu, apa yang menyebabkan kualitas pengajaran bahasa Inggris di Indonesia rendah? kendalanya ada banyak: kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia, letak geografis, kualifikasi dan kualitas guru, nilai budaya dan motivasi belajar siswa, jumlah siswa dalam satu kelas, sarana penunjang, sistem evaluasi, dan lain-lain.

Direktur Pelatihan dan Pembangunan British Council Indonesia, Michael Little, menyatakan bahwa pendidikan bahasa Inggris di Indonesia hanya mengutamakan teori saja dan mengesampingkan kemampuan berbicara yang penting dalam komunikasi, seperti yang dilansir Tribunnews.com.

Di Indonesia sebenarnya sudah menerapkan kombinasi metode belajar demi mengasah 4 kemampuan berbahasa Inggris. Namun yang diujikan hanya fokus kepada menyimak dan gramatikal saja (ditambah lagi reading comprehension dan vocabulary dalam soal ujian).

Kesulitan yang dialami siswa SMP dan SMA dalam ujian nasional bahasa Inggris bisa dibilang sama dan merata di segala aspek. Ada yang kesulitan menjawab soal listening, grammar, dan terutama reading comprehension.

Setelah lulus SMA, calon mahasiswa dihadapkan dengan kesulitan lain: ujian TOEFL atau SBMPTN yang soal ujiannya menuntut keahlian error analysis, contextual understanding, serta penguasaan kosakata ketika membaca teks di bidang yang spesifik seperti ekonomi, kedokteran, astronomi, sejarah, dan lain-lain. 

Hal ini pun tidak diajarkan di sekolah formal dan dibutuhkan kemahiran bahasa Inggris tingkat Intermediate dan Advancedserta pemahaman kontekstual yang kuat.

Setelah melakukan observasi, berikut sebagian kecil kesulitan orang Indonesia yang belajar bahasa Inggris:

  • Pembelajaran yang kaku, misalnya ekspresi percakapan sehari-hari dan sebagainya.
  • Sulit memahami dan membedakan penggunaan Tenses.
  • Sulit mencari sinonim kata dan memahami idiom.
  • Kesulitan mencari ide pokok dalam sebuah teks.

Kesulitan utama hanya berkutat pada tenses dan vocabulary sehingga berdampak pada kemampuan menyimak, berbicara, dan menulis. Padahal sistem pembelajarannya sudah mengutamakan aspek gramatikal, bahkan hingga perguruan tinggi.

Anomalinya, hampir semua perusahaan membutuhkan karyawan yang "aktif" berbahasa Inggris. Hal ini makin membuat lulusan perguruan tinggi minder dan merasa menyesal menyia-nyiakan waktu belajar bahasa Inggris selama hampir 10 tahun lamanya.

Perusahaan juga terlalu "muluk-muluk" menginginkan karyawan yang seperti itu padahal belum tentu kemahirannya benar-benar dibutuhkan dan tidak mau "menghargai" lebih dibanding yang tidak menguasai bahasa Inggris.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, seharusnya penguasaan kosakata atau vocabulary dan pengenalan tenses lebih diutamakan sejak Sekolah Dasar hingga SMP, sehingga kemampuan membaca dan berbicara bisa diutamakan di SMA, lalu diteruskan dengan kemampuan menulis ilimiah dan artikel populer dalam format pembelajaran ESP (English for Specific Purposes) di tingkat perguruan tinggi sesuai dengan spesialisasi jurusannya. 

Lalu apa yang harus dilakukan orang Indonesia yang ingin bisa berbahasa Inggris? Metodenya ada banyak. Temukan sendiri cara belajar behasa yang "alami" dan menyenangkan di luar kelas seperti menonton film, mendengarkan musik, menggunakan aplikasi smartphone, chatting di mesia sosial, atau berbicara langsung dengan bule yang ada di sekitar.

Sederhananya, kombinasi antara cara "otodidak" dan pendidikan formal adalah cara terbaik belajar bahasa asing. Jika punya dana yang cukup, cobalah bergabung dengan kelas kursus bahasa atau komunitas bahasa asing dengan metode belajar yang cocok dengan keinginan.

Belajar bahasa itu bisa dibilang susah tapi bisa menjadi menyenangkan jika dilakukan dengan cara yang menyenangkan pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun