Mohon tunggu...
Ardi Saputra
Ardi Saputra Mohon Tunggu... mahasiswa

yakin dengan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hasil dari Wawancara yang mengenai Papua dan Ekonomi Politik yang destruktif

10 Juni 2025   22:57 Diperbarui: 10 Juni 2025   22:54 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: whastapp, ketika video call

3. Apa adakah saran atau solusi dari anda terkait masalah ini ?

Jawaban Liya mahasiswa UIN prodi PAI

1. Perekonomian Papua belum sepenuhnya maju karena infrastruktur terbatas, keterbatasan sumber daya manusia, ketergantungan pada sektor ekstraktif, dan isu keamanan serta konflik sosial.

2. Konflik di Papua masih berlangsung, dan peran pemerintah lokal dan nasional masih perlu ditingkatkan untuk menghentikan konflik tersebut.

3. Saran dan solusi yang mungkin dapat membantu adalah meningkatkan infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan, mendorong pengembangan ekonomi lokal, meningkatkan dialog dan negosiasi, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.

Video Wawancara

https://youtu.be/6swXD6E5EM4?si=A7mftjOFxJmbO73D

HASIL ANALISIS DARI ARTIKEL DAN JUGA DARI WAWANCARA ADALAH

Pokok permasalahan

This material highlights the inequality experienced by Indigenous Papuans (OAP) as the main trigger for conflict in Papua. This inequality does not only arise due to inappropriate development policies, but also because of the existence of a destructive political economy---that is, a situation where the development process is actually damaged by political and economic interests that do not side with local communities.

Ekonomi politik yang destruktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun