Mohon tunggu...
Ardika Suranta
Ardika Suranta Mohon Tunggu... Karyawan -

Bagi saya setip hari adalah berkat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebaik-baiknya Pemimpin adalah yang Mampu Menganyomi Bawahannya

14 November 2016   03:23 Diperbarui: 14 November 2016   03:43 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan antara pemimpin dengan bawahan adalah hal yang harus di jaga dalam lini bisnis apapun, bergerak dengan tujan visi dan misi perusahaan serta mengembang tanggung jawab dalam divisi masing masing bukan hal yang mudah pasti akan ada gesekan dari atasan dan bawahan, untuk itu di perlukan management kepemimpinan, pemimpin bukan hanya duduk di balik meja dan mengatur dengan cara otoriter atau hanya mendelegasikan setiap tindakan pada bawahan saja. Menjadi pemimpin harus memiliki seni yang apik untuk membawa karyawan ke arah tujuan yang diharapkan perusahaan.

Seni dalam memimpin bawahan yang baik bisa kita analogikan seperti seni memancing ikan, ketika kita akan memancing kita harus memahami dari kondisi cuaca, kedalaman air, jenis ikan yang akan kita pancing dan jenis umpan yang kita gunakan.

Seni yang pertama memahamai kondisi cuaca sama dengan mengenali lingkungan tempat dimana kita memimpin, ketika kita memahami lingkungan dimana kita di delegasikan untuk menjadi motor penggerak sudah tentu kita akan mampu menguasai apa tindakan yang akan kita lakukan.

Seni yang kedua memahami kedalaman air ibarat memahami sejauh apa keleluasaan dari bawahan yang harus kita pahami, keleluasaan bawahan bukan harus di kekang. ketika kita memancing sensasi yang kita temukan dari luasnya zona pancing kita menjadikan tarikan memang semakin sulit dan sudah barang tentu kita akan menghadapi ikan yang lebih besar dengan kepuasan yang lebih juga, sebaliknya jika kita memancing ikan di empang yang kecil apakah kita mengharapkan tarikan dari ikan yang besar? ini jugalah yang harus di pahami oleh seorang pemimpin dalam  mengajak bahawan untuk bekerja, mengekang karyawan sama saja mengarapkan karyawan tersebut untuk lompat ke zona lain yang dirasanya lebih nyaman untuk bekerja.

Untuk seni ketiga yaitu memahami jenis ikan yang akan kita pancing, memahami jenis karyawan yang kita bawahi sama dengan memahamo karakter dari masing masing individu tersebut di perlukan adanya konselling time, pada bagian ini kita tidak harus menarik setiap karyawan satu persatu ke ruangan untuk berbicara secara serius namun memahami cara kerja nya dan menempatkan sesuai porsinya namun masih dalam garis besar tugas yang sama.

Saya pernah bekerja sebagai costumer service officer di salah satu perusahaan BUMN terkenal di negeri ini, di bagian posisi saya dulu saya di tuntut untuk mampu memahami dan bertindak sesuai dengan karakter pelanggan yang menyampaikan keluhannya. Seorang CSO tidak bisa menyamakan setiap pelanggan dengan SOP yang di tetapkan, memang kita mengetahui SOP adalah harga mati dari sebuah pelayanan namun dengan memahami karakter kita bisa menyusun SOP yang berbeda untuk tujuan yang sama dengan hasil yang mungkin lebih baik. aturan yang harus di ingat hanya satu tidak lari dari pakem yang di tetapkan artinya kita harus memahami TUPOKSI kita. ini hanya sebuah gambaran dari bagaimana kita harus memahami karakter oranglain.


untuk seni yang terakhir yaitu memilih umpan, memilih umpan di ibaratkan gambaran dari bagaimana kita memilih tugas dan tanggung jawab apa yang harus di emban dari karyawan yang kita pimpin, tidak mungkin kita memberi umpan cacing jika kita mengharapkan memancing ikan kakap dengan bobot 500 pon, atau sebaliknya memberi umpan seekor ikan dengan panjang 5cm untuk memancing lele seberat 1 pon.

dari pengenalan akan kondisi lingkungan kerja, zona wilayah cakupan, karakter karyawan dan pembagian tugas tentu seorang pemimpin lebih mudah membawa setiap bawahan untuk memutar jalannya bisnis dengan baik.

hal penting dari seorang pemimpin yang baik bukan bagaimana ia di takuti namun bagaimana ia di segani, ini merupakan dua hal yang berbeda, tidak ada salahnya seorang pemimpin memposisikan diri satu level di bawah karyawannya sehingga ketika pemimpin tersebut mencoba berdiri maka sudah pasti karyawannya akan ikut naik mengikuti.

Dalam memposisikan diri satu level di bawah karyawan bukan berarti si pemimpin harus menjadi si pesuruh dari karyawannya namun bisa juga di gunakan dengan saling bercerita tukar fikiran tidak membuat gap yang signifikan, tidak terlalu formil jika di luar lingkungan kerjadan dan membuat timing yang tepat kapan waktu untuk bercanda dan kapan waktu untuk serius dalam bekerja.

Ibarat bermain layang layang kita memerlukan benang yang panjang dan kuat serta layangan yang seimbang angin yang cukup dan sedikit tarikan dan uluran benang untuk menerbangkan sebuah layangan, dalam arti lain kita harus memiliki rasa sabar yang panjang dan kebijaksanaan yang tajam di dukung kondisi lingkungan yang baik dan pendelegasian tanggung jawab yang seimbang dan memberi keleluasaan dalam batasan yang tepat untuk menjadikan bisnis mampu naik tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun