Bus pariwisata Trans Putera Fajar tergelincir di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam.
Kendaraan itu menerjang satu mobil dan tiga sepeda motor, serta menewaskan sebelas orang dan melukai puluhan lainnya.
Kecelakaan menimpa ketika rombongan guru dan pelajar SMK Lingga Kencana Depok dalam perjalanan pulang, usai mengikuti acara perpisahan di Bandung.
Telah terjadi lagi peristiwa kecelakaan bus pariwisata pembawa pelajar sekolah. Kecelakaan study tour yang berulang dan tidak membuat kapok penyelengaranya.
Atas kejadian di atas, berbagai pihak bereaksi (:ada peristiwa ada reaksi). Anggota Dewan, pengamat, hingga Menteri.
Sebagian pengamat mengatakan, study tour adalah kegiatan akal-akalan penyelenggara. Program foya-foya tiada manfaat (tribunnews).
Jangan juga study tour diakali begini: siswa tidak diwajibkan ikut, tetapi bayarnya wajib. Atau pelajar yang tidak mengikuti rombongan perjalanan luar kota mendapatkan perundungan, baik dari sesamanya maupun guru.
Ditambah pemilihan armada angkutan yang rawan penyelewengan. Panitia menyediakan anggaran cukup untuk pengadaan bus bagus, tetapi pelaksana memilih armada dari perusahaan abal-abal.
Pengamat lain berpendapat, kegiatan study tour sebaiknya dengan tegas dilarang karena membebani orang tua.
Keluhan orang tua atas beban ongkos study tour --yang tidak wajib tapi wajib-- selama ini tidak didengar. Kegiatan yang tidak berhubungan dengan pendidikan itu tetap saja berjalan.