Saat liburan Natal kemarin, saya dihentak rasa terkejut karena melihat Manggarai Flores banyak berubah pada tiga tahun belakangan ini. Salah satunya, banyaknya preman yang beraksi di terminal Karot Ruteng yang  dilakukan terang benderang tanpa sungkan.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 28 Desember 2013 saat mobil travel yang kami tumpangi meluncur dari arah Reo menuju Ruteng. Ketika tiba di pertigaan menuju terminal Karot Ruteng sebuah mobil APV menghalangi jalan lalu mengarahkan mobil kami menuju terminal. Ketika tiba di terminal setiap penumpang ditagih Lima Ribu Rupiah. Mereka mengaku tukang ojek dan supir angkutan dalam kota. Tetapi, saat ada penumpang yang tidak mau bayar dan mau ngojek menuju kota Ruteng, mereka mengelak. Hal ini menguatkan dugaan saya bahwa orang-orang tersebut adalah murni preman yang berkedok tukang ojek dan sopir angkutan dalam kota.
Pertanyaannya, mengapa ada banyak preman di terminal Karot Ruteng? Mengapa mereka terkesan dibiarkan berkeliaran? Padahal aksi mereka mencoreng identitas orang Manggarai Flores  yang jujur, santun, dan beradap.
Sampai kapan preman di terminal Karot Ruteng menjadi raja terminal dan merampok uang wisatawan domestik dan asing di tengah upaya pemerintah menegakan hukum dan mempromosi Manggarai sebagai destinasi wisata khususnya ke Komodo dan wisata Rohani?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI