Selama bertahun-tahun, lembaga antikorupsi telah mencoba menanamkan nilai integritas melalui program pendidikan antikorupsi di sekolah dan kampus. Namun sayangnya, implementasinya masih sebatas teori. Siswa diajarkan definisi korupsi dan jenis-jenisnya, tetapi tidak dibekali keberanian moral untuk menolak dan melawan praktiknya.
Untuk mengubah situasi, pendidikan antikorupsi harus menjadi budaya, bukan hanya pelajaran tambahan. Sekolah harus mencontohkan transparansi, mulai dari penggunaan dana, sistem penghargaan, hingga proses penerimaan siswa. Guru dan dosen perlu menjadi teladan integritas, bukan sekadar pengajar nilai-nilai moral di atas kertas.
Selain itu, pengawasan publik perlu diperkuat. Orang tua, masyarakat, dan media harus dilibatkan dalam mengawasi penggunaan dana pendidikan. Audit rutin dan publikasi laporan keuangan sekolah secara terbuka akan menutup celah bagi penyalahgunaan.
Menegakkan Keadilan, Menyelamatkan Generasi
Perlakuan yang berbeda antara pelaku korupsi di dunia pendidikan dan sektor lain menunjukkan adanya ketimpangan moral dan hukum yang serius. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, karena korupsi di dunia pendidikan bukan kejahatan ringan---ia adalah pengkhianatan terhadap masa depan bangsa.
Setiap rupiah yang dikorupsi di dunia pendidikan berarti mengorbankan mimpi ribuan anak. Karena itu, sudah saatnya penegak hukum memberi hukuman yang lebih berat kepada pelaku korupsi pendidikan, termasuk pencabutan hak politik, penyitaan aset, dan pengembalian dana secara penuh.
Bangsa ini tidak akan maju jika pendidikan---fondasi pembentuk karakter dan moral---tercemar oleh kejahatan yang justru dimaafkan. Pendidikan harus kembali menjadi ruang suci untuk membangun kejujuran, bukan tempat melatih generasi baru yang pandai berbohong.
Penutup:
Korupsi di sektor pendidikan bukan sekadar persoalan hukum, tetapi juga cermin nilai-nilai bangsa. Jika di ruang kelas anak-anak diajarkan kejujuran, sementara di luar sana para pendidiknya menyelewengkan dana publik tanpa rasa malu, maka yang kita wariskan bukan pengetahuan, melainkan kepalsuan. Menegakkan keadilan dalam dunia pendidikan berarti menyelamatkan masa depan Indonesia.
#SalamLiteras
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI