Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sulitnya Menemukan Tontonan yang Mengedukasi Bagi Anak Di Televisi Saat Ini, Apa Penyebabnya?

12 September 2025   08:00 Diperbarui: 11 September 2025   07:40 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.liputan6.com/health/read/2505936/anak-nonton-tv-3-jam-lebih-perilaku-jadi-berisiko)

2. Meningkatnya Persaingan dengan Platform Digital

Anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan YouTube, TikTok, atau Netflix ketimbang duduk manis menonton TV. Platform digital menawarkan tontonan interaktif, personal, dan lebih variatif. Menurut survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) 2023, lebih dari 60% anak usia 5--12 tahun di Indonesia sudah aktif mengakses internet.

Hal ini membuat stasiun televisi merasa sia-sia berinvestasi dalam produksi konten anak, karena target penontonnya sudah banyak yang berpindah ke platform digital.

3. Minimnya Kreator Lokal yang Didukung

Produksi program anak yang berkualitas membutuhkan riset, kurikulum, dan biaya besar. Sayangnya, dukungan terhadap kreator lokal masih minim. Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar---lihat saja kesuksesan film animasi lokal Si Juki, atau serial Nussa yang mendapat apresiasi internasional. Namun, karya semacam itu lebih sering muncul di YouTube atau bioskop, bukan di televisi nasional.

Kurangnya sinergi antara pemerintah, industri televisi, dan kreator lokal membuat anak-anak kehilangan tayangan edukatif di media yang seharusnya paling mudah diakses.

4. Kurangnya Regulasi yang Tegas

KPI memang memiliki aturan tentang jam tayang anak, tetapi pengawasannya masih lemah. Banyak program hiburan umum yang justru disiarkan pada jam anak, misalnya sore hingga malam hari, padahal kontennya penuh konflik, kekerasan verbal, atau percintaan orang dewasa.

Jika regulasi lebih ketat dan ada insentif untuk produksi tayangan anak, mungkin kondisinya tidak akan separah sekarang.

Dampak yang Ditimbulkan

Sulitnya menemukan tontonan edukatif di televisi bukan sekadar soal hiburan. Ada dampak serius yang perlu diperhatikan:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun