Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tak Selamanya E-Sport itu Negatif

20 Mei 2025   21:00 Diperbarui: 16 Mei 2025   12:16 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://hybrid.co.id/post/perlukah-mengadakan-turnamen-esports-khusus-perempuan)

Meski sering dipandang sebelah mata, e-sport bisa melatih berbagai keterampilan penting:

1. Kecerdasan Taktis dan Strategis
E-sport bukan cuma soal refleks cepat, tapi juga kemampuan berpikir strategis, analisis situasi, dan pengambilan keputusan dalam tekanan. Ini bisa melatih critical thinking yang dibutuhkan dalam kehidupan nyata.

2. Kerja Sama Tim dan Komunikasi
Dalam permainan seperti Mobile Legends atau Valorant, koordinasi tim sangat penting. Pemain harus tahu kapan menyerang, bertahan, dan berkomunikasi secara efektif---persis seperti tim olahraga konvensional.

3. Manajemen Waktu dan Disiplin
Pemain profesional e-sport menjalani jadwal latihan yang ketat, bisa mencapai 6--8 jam sehari. Mereka belajar mengatur waktu antara latihan, istirahat, dan aktivitas lainnya. Ini tidak jauh berbeda dengan atlet cabang olahraga lainnya.

4. Peluang Karier Baru
Tak semua orang harus jadi atlet e-sport. Dunia ini membuka jalan ke berbagai profesi seperti:

Shoutcaster (komentator gim)
Game developer
Pelatih e-sport
Streamer profesional
Manajer tim atau event organizer
Tapi Bukankah E-Sport Bisa Bikin Kecanduan?

Benar, semua yang berlebihan itu tidak sehat---termasuk e-sport.

Namun, penting dibedakan antara bermain game untuk hiburan tanpa batas dan berlatih e-sport secara profesional. Yang pertama bisa menyebabkan kecanduan dan prestasi turun, tetapi yang kedua justru melatih disiplin dan mental kompetitif.

Solusinya? Pendampingan orang tua dan pengaturan waktu yang sehat.

Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan bahwa orang tua seharusnya tidak langsung melarang game, tetapi mengajak anak membuat kesepakatan waktu bermain, serta mengarahkan anak untuk memilih game yang tepat dan edukatif.

Perspektif Pendidikan: E-Sport dalam Kurikulum?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun