Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Seberapa Bahaya Sifat Deprecator-Belittler (Meremehkan) terhadap Kualitas Hubungan?

24 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 24 Mei 2024   08:07 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://gensindo.sindonews.com/read/223298/700/8-jenis-toxic-relationship-kamu-harus-waspada-1604729478)

Dalam hubungan percintaan, sifat deprecator-belittler (meremehkan) adalah perilaku di mana salah satu pasangan secara terus-menerus mengurangi atau merendahkan nilai, pentingnya, atau kualitas pasangannya. Perilaku ini dapat terlihat dalam bentuk kritik berlebihan, mengecilkan pencapaian atau usaha pasangan, menggunakan sarkasme dan ejekan, serta sikap yang meremehkan. Contohnya, ketika salah satu pasangan berhasil dalam karier atau meraih prestasi pribadi, pasangan yang meremehkan mungkin akan menanggapi dengan sikap yang seolah-olah pencapaian tersebut tidak penting atau tidak layak diapresiasi. Sikap seperti ini dapat menyebabkan pasangan yang menjadi sasaran merasa tidak dihargai, kehilangan kepercayaan diri, dan merasa tertekan. Akibatnya, hubungan bisa menjadi tegang dan penuh konflik. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk saling menghargai, memberikan dukungan, dan berkomunikasi dengan baik untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan.

Lebih lanjut sifat deprecator-belittler (meremehkan) menurut para ahli psikologi dan pakar hubungan dapat diartikan sebagai perilaku atau sikap di mana seseorang secara konsisten merendahkan atau mengurangi nilai, pentingnya, atau prestasi orang lain, khususnya dalam konteks hubungan interpersonal. Beberapa pandangan ahli mengenai sifat ini adalah sebagai berikut:

1) John Gottman, seorang ahli psikologi dan peneliti hubungan:
Gottman mengidentifikasi perilaku meremehkan sebagai salah satu dari "Empat Penunggang Kuda" (Four Horsemen) yang dapat meramalkan keruntuhan hubungan. Menurut Gottman, perilaku ini mencerminkan sikap superioritas dan kurangnya penghargaan terhadap pasangan, yang bisa merusak fondasi emosional dari hubungan tersebut.

2) Julie Schwartz Gottman, seorang psikolog klinis:
Julie Gottman menambahkan bahwa perilaku meremehkan sering kali muncul sebagai mekanisme pertahanan bagi individu yang merasa terancam atau tidak aman. Ini bisa menjadi cara untuk menegaskan kendali atau mengatasi perasaan rendah diri dengan merendahkan pasangan mereka.

3) Daniel Goleman, seorang psikolog dan penulis buku "Emotional Intelligence":
Goleman menekankan bahwa perilaku meremehkan adalah salah satu bentuk dari kecerdasan emosional yang rendah. Seseorang yang terlibat dalam perilaku ini sering kali kurang memiliki empati dan kemampuan untuk memahami serta menghargai perasaan orang lain.


4) Harville Hendrix, seorang terapis pernikahan dan penulis buku "Getting the Love You Want":
Hendrix berpendapat bahwa perilaku meremehkan bisa berasal dari luka emosional masa kecil. Dia menekankan pentingnya menyembuhkan luka-luka ini melalui komunikasi yang jujur dan mendalam dalam hubungan, serta membangun kembali pola interaksi yang lebih positif dan konstruktif.

5) Terry Real, seorang ahli terapi hubungan:
Real menjelaskan bahwa perilaku meremehkan sering kali digunakan sebagai cara untuk mempertahankan kontrol dan kekuasaan dalam hubungan. Dia menyarankan bahwa pendekatan berbasis kasih sayang dan kejujuran dapat membantu pasangan mengatasi dinamika meremehkan ini.

Secara umum, para ahli sepakat bahwa perilaku meremehkan adalah bentuk komunikasi yang merusak dan mencerminkan masalah yang lebih dalam dalam diri individu tersebut, seperti rasa tidak aman atau pengalaman masa lalu yang negatif. Mengatasi perilaku ini membutuhkan kesadaran diri, keterampilan komunikasi yang lebih baik, dan upaya bersama untuk membangun hubungan yang saling menghargai dan mendukung.

Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Sifat Deprecator-Belittler (Meremehkan)

(https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/06/140000865/10-tanda-toxic-relationship-apakah-anda-memilikinya-?page=all)
(https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/06/140000865/10-tanda-toxic-relationship-apakah-anda-memilikinya-?page=all)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun