Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benarkah Sifat Gengsi Dapat Merusak Karakter Seseorang?

3 Mei 2024   13:00 Diperbarui: 4 Mei 2024   12:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://kumparan.com/relationshipgoals/5-alasan-gengsi-bisa-merusak-hubunganmu-1thVFeK3CZy)

Sifat gengsi merujuk pada dorongan seseorang untuk menunjukkan status sosial, keunggulan, atau superioritas tertentu dalam masyarakat. Ini sering kali tercermin dalam perilaku atau pengeluaran yang dirancang untuk meningkatkan citra diri atau mendapat pengakuan dari orang lain.

Menurut beberapa ahli, sifat gengsi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Thorstein Veblen: Veblen, seorang ekonom dan sosiolog terkenal, mengembangkan konsep "konsumsi gengsi" dalam karyanya yang terkenal "The Theory of the Leisure Class" (1899).

Menurut Veblen, sifat gengsi muncul ketika individu mencoba menunjukkan status sosial atau kekayaan mereka melalui konsumsi barang-barang atau perilaku tertentu.

Veblen menekankan bahwa konsumsi gengsi sering kali bersifat pemborosan dan dilakukan untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain.

2) Juliet B. Schor: Schor, seorang sosiolog ekonomi, mengembangkan konsep "konsumsi simbolis" dalam karyanya yang berjudul "The Overspent American: Why We Want What We Don't Need" (1998).

Menurut Schor, sifat gengsi muncul ketika individu menggunakan barang-barang konsumsi sebagai simbol status sosial atau keberhasilan.

Schor menyoroti bagaimana tekanan budaya konsumsi modern dapat mendorong orang untuk mengejar gaya hidup yang bergengsi, bahkan jika itu berarti hidup di luar kemampuan finansial mereka.

3) Pierre Bourdieu: Bourdieu, seorang sosiolog Perancis, mengembangkan konsep "modal budaya" dan "modal simbolik" dalam teorinya tentang stratifikasi sosial.

Menurut Bourdieu, sifat gengsi merupakan hasil dari upaya individu untuk mengakumulasi modal budaya dan simbolik, seperti pengetahuan, keahlian, atau gaya hidup tertentu, yang digunakan untuk menunjukkan superioritas atau prestise dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun