Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Alasan Mengapa Ceramah Bukan Lagi Metode Pembelajaran yang Relevan bagi Guru Saat Ini

11 Februari 2024   05:00 Diperbarui: 12 Februari 2024   01:40 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru sedang mengajar di depan kelas. Foto: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Proses pengajaran di kelas merujuk pada serangkaian aktivitas dan interaksi yang dilakukan oleh seorang guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai kepada siswa. Proses ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari perencanaan pelajaran, penyajian materi, hingga evaluasi hasil belajar siswa. Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan intelektual dan sosial siswa. 

Dalam proses pengajaran, guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga berusaha memotivasi siswa, memahami gaya belajar mereka, dan merespons kebutuhan individual. Interaksi dua arah antara guru dan siswa sangat penting, memungkinkan pertukaran ide, pertanyaan, dan diskusi yang mendalam. 

Dengan memahami karakteristik kelas dan memanfaatkan berbagai metode pengajaran yang kreatif, proses pengajaran di kelas dapat menjadi pengalaman yang membangun, memotivasi, dan memberikan dampak positif pada perkembangan siswa.

Lebih lanjut, metode mengajar yang diterapkan oleh seorang guru di kelas sangat memengaruhi keefektifan proses pembelajaran. Guru memiliki beragam strategi untuk menyampaikan materi dan merangsang minat serta pemahaman siswa. 

Salah satu metode yang umum digunakan adalah ceramah, di mana guru menjelaskan konsep-konsep kunci kepada siswa. Selain itu, diskusi kelompok sering diterapkan untuk mendorong partisipasi siswa, pertukaran ide, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. 


Penerapan tugas proyek atau pembelajaran berbasis proyek melibatkan siswa dalam pengalaman praktis, mengaitkan teori dengan konteks nyata. Metode pembelajaran kolaboratif seperti cooperative learning juga mendukung kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. 

Metode pengajaran ini tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan keterampilan interpersonal siswa. Kesesuaian metode mengajar dengan materi pembelajaran, gaya belajar siswa, dan tujuan pendidikan merupakan pertimbangan kritis bagi seorang guru dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan mendalam bagi seluruh siswa di kelas.

Meskipun banyak perkembangan dalam dunia pendidikan dan metode pengajaran, metode ceramah tetap menjadi salah satu pendekatan yang masih dipakai oleh guru saat ini. 

Dalam metode ceramah, guru menyampaikan informasi secara verbal kepada siswa dengan fokus pada penjelasan konsep, fakta, atau teori tertentu. Meski terkadang dianggap konvensional dan cenderung membuat suasana kelas menjadi membosankan.

poguman.blogspot.com
poguman.blogspot.com

Alasan Mengapa Metode Cerama dianggap Membosankan bagi Anak

Metode ceramah sering dianggap membosankan bagi anak-anak karena beberapa alasan khusus yang dapat memengaruhi keterlibatan dan minat mereka dalam proses pembelajaran. Beberapa alasan tersebut antara lain:

1) Keterbatasan Interaksi
Metode ceramah biasanya bersifat satu arah, di mana guru memberikan informasi kepada siswa tanpa banyak interaksi atau partisipasi siswa. Kurangnya kesempatan untuk berinteraksi dan berkontribusi dapat membuat siswa merasa kurang terlibat.

2) Keterbatasan Aktivitas Fisik
Anak-anak cenderung memiliki tingkat energi yang tinggi dan memerlukan aktivitas fisik untuk menjaga keterlibatan mereka. Metode ceramah yang statis dan kurang melibatkan gerakan fisik dapat membuat anak-anak menjadi bosan dan sulit untuk berkonsentrasi.

3) Kurangnya Elemen Visual dan Sensori
Anak-anak cenderung belajar melalui pengalaman visual dan sensori. Metode ceramah yang hanya menggunakan kata-kata tanpa dukungan elemen visual, audio, atau pengalaman langsung dapat kehilangan daya tarik pada anak-anak.

4) Durasi yang Panjang
Anak-anak memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dibandingkan dengan orang dewasa. Metode ceramah yang berlangsung dalam waktu yang lama tanpa adanya variasi atau kegiatan selingan dapat membuat anak-anak kehilangan minat dan mudah bosan.

5) Kurangnya Konteks Praktis
Anak-anak cenderung lebih tertarik pada pembelajaran yang relevan dengan pengalaman sehari-hari mereka. Jika metode ceramah tidak memberikan konteks praktis atau kaitan dengan kehidupan sehari-hari, anak-anak mungkin kesulitan melihat relevansinya.

Untuk mengatasi kebosanan dalam metode ceramah, pendekatan yang lebih interaktif, penggunaan media visual, pengalaman praktis, dan pelibatan aktif siswa dapat diterapkan agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif.

Cara jitu mengubah kebiasaan menggunakan metode ceramah dalam mengajar anak didik di kelas

Mengubah kebiasaan mengajar dengan metode ceramah menjadi lebih menarik bagi anak-anak memerlukan pendekatan kreatif dan adaptasi. Berikut beberapa cara yang dapat diambil oleh guru:

Integrasi Teknologi:
Manfaatkan alat-alat teknologi seperti presentasi digital, video, atau aplikasi interaktif untuk menyajikan informasi. Penggunaan teknologi dapat membuat materi lebih visual dan menarik bagi anak-anak.

Aktivitas Interaktif:
Sisipkan aktivitas interaktif ke dalam sesi ceramah. Pertanyaan, diskusi singkat, atau kuis cepat dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa.

Pemanfaatan Media Visual:
Tambahkan elemen visual seperti gambar, grafik, atau video untuk mendukung penjelasan. Visualisasi dapat membantu anak-anak memahami konsep secara lebih baik dan membuat pembelajaran lebih menarik.

Pendekatan Berbasis Game:
Ubah materi pembelajaran menjadi permainan pendidikan yang mendidik. Penggunaan permainan kuis, teka-teki, atau permainan papan dapat membuat suasana kelas lebih menyenangkan sambil tetap mendukung pembelajaran.

Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran:
Ajak siswa untuk berpartisipasi dalam sesi ceramah dengan memberikan ruang untuk pertanyaan, diskusi kelompok, atau kegiatan kecil. Ini dapat meningkatkan rasa memiliki siswa terhadap pembelajaran.

Pertimbangkan Gaya Belajar Siswa:
Kenali gaya belajar siswa di kelas dan sesuaikan metode ceramah dengan preferensi belajar mereka. Beberapa siswa mungkin lebih responsif terhadap pendekatan visual, sementara yang lain mungkin lebih suka pembelajaran berbasis proyek.

Relevansi dan Konteks Praktis:
Kaitkan materi dengan situasi kehidupan nyata atau contoh praktis yang dapat dipahami oleh anak-anak. Ini membantu meningkatkan relevansi dan minat siswa terhadap materi pembelajaran.

Bergantian Pemberian Materi:
Jika memungkinkan, bergantian antara sesi ceramah dan kegiatan aktif seperti diskusi kelompok, eksperimen, atau tugas praktis. Variasi ini membantu menjaga minat siswa.

Fleksibilitas dalam Pendekatan:
Jadilah fleksibel dan responsif terhadap reaksi siswa. Jika suatu metode tidak terasa efektif, beradaptasilah dengan cepat dan eksplorasi cara baru untuk menyajikan materi.

Evaluasi dan Umpan Balik:
Selalu minta umpan balik dari siswa tentang metode pengajaran. Hal ini dapat memberikan wawasan berharga untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan pendekatan pembelajaran.

Dengan menggabungkan beberapa atau semua strategi di atas, guru dapat mengubah metode ceramah menjadi pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi anak-anak.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun