Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Humoris? Siapa Takut!

6 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 6 Februari 2024   07:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://ujione.id/tips-menjadi-guru-yang-menyenangkan)

Menjadi guru yang menyenangkan adalah suatu keterampilan yang memerlukan kombinasi antara penguasaan materi pelajaran, keterampilan interpersonal, dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa. Guru yang menyenangkan mampu menciptakan lingkungan kelas yang positif dan memotivasi siswa untuk belajar dengan gembira. Mereka tidak hanya menyampaikan materi pelajaran dengan jelas, tetapi juga memanfaatkan kreativitas untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.

Guru yang menyenangkan juga memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap ide dan pertanyaan siswa, menciptakan suasana di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung. Mereka sering menggunakan humor secara bijak untuk meredakan ketegangan dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru semacam ini juga mendorong kolaborasi, memberikan umpan balik positif, dan menciptakan ruang di mana setiap siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi.

Keberhasilan seorang guru yang menyenangkan tidak hanya terletak pada kemampuan mereka mengajar, tetapi juga dalam bagaimana mereka membangun hubungan positif dengan siswa. Sikap positif, keberanian untuk mencoba hal-hal baru, dan rasa humor yang sehat adalah ciri-ciri utama dari seorang guru yang berhasil menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa mereka.

Menjadi guru yang menyenangkan berarti mampu memposisikan diri sebagai guru yang akrab dan mampu menghadirkan selera humor yang baik dan mendidik bagi anak di sela-sela jam pelajaran berlangsung. Sebelum membahas lebih jauh, berikut adalah jenis humor yang mungkin bisa kita pertimbangkan sebelum memilih menjadi guru yang humoris.


Terdapat berbagai jenis humoris yang dapat ditemui pada seseorang, dan keunikan setiap individu seringkali tercermin dalam jenis humor yang mereka miliki. Beberapa jenis humoris yang umum dijumpai antara lain:


Humor Observasional:
Individu dengan jenis humor ini cenderung melihat dan mengekspresikan humor dari kejadian sehari-hari atau situasi yang umum. Mereka memperhatikan detail kecil dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin diabaikan oleh orang lain.

Humor Sarkastik:
Orang yang memiliki jenis humor sarkastik cenderung menggunakan sindiran atau pernyataan ironis untuk menciptakan efek lucu. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan sarkasme memerlukan kecerdasan sosial dan sensitivitas terhadap konteks.

Humor Satir:
Jenis humor ini melibatkan penggunaan kritik tajam atau sindiran untuk menggambarkan kekonyolan atau kekurangan dalam masyarakat atau budaya. Satire sering kali digunakan untuk menyampaikan pesan atau kritik sosial.

Humor Pribadi atau Self-Deprecating:
Seseorang dengan jenis humor ini dapat tertawa pada diri sendiri atau mengekspresikan kekonyolan atau keunikan pribadinya. Mereka tidak takut untuk melakukan olok-olok terhadap diri sendiri dengan cara yang positif.

Humor Absurd:
Jenis humor ini melibatkan unsur yang tidak masuk akal atau aneh, menciptakan kejutan dan tawa dari ketidakdugaan. Orang dengan humor absurd seringkali mengandalkan logika yang tidak konvensional atau skenario yang aneh.

Humor Wortel (Punny):
Individu dengan jenis humor ini suka bermain dengan kata-kata dan membuat lelucon berbasis fonetik atau makna ganda. Mereka menemukan kegembiraan dalam permainan kata-kata yang cerdik.

Humor Anak-anak:
Beberapa orang memiliki jenis humor yang cenderung sederhana dan menghibur, mirip dengan tingkat humor yang disukai anak-anak. Ini dapat melibatkan lelucon yang ringan dan tidak rumit.

Humor Dark:
Jenis humor ini cenderung menciptakan kegembiraan dari topik atau situasi yang dianggap tabu atau kurang pantas untuk dibicarakan. Dark humor membutuhkan sensitivitas terhadap batasan-batasan tertentu dan kebijaksanaan dalam penggunaannya.
Setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri dalam menyampaikan humor, dan preferensi terhadap jenis humor tertentu dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.

Tips sederhana agar mampu terbiasa tampil humoris di depan peserta didik


Menjadi guru yang humoris dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa. Berikut beberapa tips untuk menjadi guru yang humoris:

a) Kenali Siswa Anda:
Kenali minat, kepribadian, dan tingkat kematangan humor siswa Anda. Ini membantu Anda memilih jenis humor yang sesuai dan membuat koneksi yang lebih baik dengan mereka.

b) Gunakan Humor yang Positif:
Hindari humor yang merendahkan atau merugikan siswa. Fokuslah pada humor yang positif, membangkitkan tawa tanpa mengorbankan perasaan siswa.

c) Pahami Timing:
Timing yang tepat sangat penting dalam penggunaan humor. Pahami kapan waktu yang sesuai untuk menyelipkan lelucon atau komentar lucu agar tidak mengganggu alur pembelajaran.

d) Manfaatkan Kreativitas:
Gunakan kreativitas dalam menyampaikan materi. Sisipkan elemen-elemen humor ke dalam presentasi Anda, seperti perumpamaan lucu atau perbandingan yang menghibur.

e) Adopsi Gaya Penceritaan:
Jika memungkinkan, gunakan gaya penceritaan yang menarik dan lucu. Anecdotes atau cerita pendek yang menghibur dapat membuat pembelajaran lebih menarik.

f) Berikan Ruang untuk Gelak Tawa:
Biarkan siswa tertawa. Memberikan ruang untuk tawa dapat menciptakan suasana yang positif dan mempererat ikatan antara guru dan siswa.

g) Sesuaikan dengan Usia Siswa:
Sesuaikan jenis humor Anda dengan usia siswa. Humor yang sesuai untuk siswa sekolah dasar mungkin berbeda dengan humor untuk siswa sekolah menengah atau tinggi.

h) Hargai Humor Siswa:
Berikan ruang untuk siswa berbagi lelucon atau humor mereka sendiri. Ini dapat menciptakan atmosfer yang lebih kolaboratif dan membuat siswa merasa dihargai.

i) Pelajari dari Pengalaman:
Amati respon siswa terhadap jenis humor yang Anda gunakan. Pelajari apa yang berhasil dan terus kembangkan kemampuan Anda berdasarkan pengalaman tersebut.

j) Jangan Takut Akan Kegagalan:
Tidak setiap lelucon atau candaan akan sukses. Jangan takut untuk mencoba, dan jika sesuatu tidak lucu, tertawalah pada diri sendiri. Sikap yang terbuka terhadap kegagalan membuat Anda lebih akrab dan dapat diterima oleh siswa.

k) Libatkan Siswa dalam Aktivitas Lucu:
Berikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam aktivitas lucu, seperti pembuatan kartun atau drama ringan. Ini dapat merangsang kreativitas mereka dan meningkatkan ikatan dengan materi pelajaran.

Dengan menggabungkan humor dengan kecerdasan dan kepekaan terhadap siswa, Anda dapat menciptakan lingkungan belajar yang menginspirasi dan menyenangkan.

#SalamHumoris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun