Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Humoris? Siapa Takut!

6 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 6 Februari 2024   07:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://ujione.id/tips-menjadi-guru-yang-menyenangkan)

Humor Wortel (Punny):
Individu dengan jenis humor ini suka bermain dengan kata-kata dan membuat lelucon berbasis fonetik atau makna ganda. Mereka menemukan kegembiraan dalam permainan kata-kata yang cerdik.

Humor Anak-anak:
Beberapa orang memiliki jenis humor yang cenderung sederhana dan menghibur, mirip dengan tingkat humor yang disukai anak-anak. Ini dapat melibatkan lelucon yang ringan dan tidak rumit.

Humor Dark:
Jenis humor ini cenderung menciptakan kegembiraan dari topik atau situasi yang dianggap tabu atau kurang pantas untuk dibicarakan. Dark humor membutuhkan sensitivitas terhadap batasan-batasan tertentu dan kebijaksanaan dalam penggunaannya.
Setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri dalam menyampaikan humor, dan preferensi terhadap jenis humor tertentu dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.

Tips sederhana agar mampu terbiasa tampil humoris di depan peserta didik


Menjadi guru yang humoris dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa. Berikut beberapa tips untuk menjadi guru yang humoris:

a) Kenali Siswa Anda:
Kenali minat, kepribadian, dan tingkat kematangan humor siswa Anda. Ini membantu Anda memilih jenis humor yang sesuai dan membuat koneksi yang lebih baik dengan mereka.

b) Gunakan Humor yang Positif:
Hindari humor yang merendahkan atau merugikan siswa. Fokuslah pada humor yang positif, membangkitkan tawa tanpa mengorbankan perasaan siswa.

c) Pahami Timing:
Timing yang tepat sangat penting dalam penggunaan humor. Pahami kapan waktu yang sesuai untuk menyelipkan lelucon atau komentar lucu agar tidak mengganggu alur pembelajaran.

d) Manfaatkan Kreativitas:
Gunakan kreativitas dalam menyampaikan materi. Sisipkan elemen-elemen humor ke dalam presentasi Anda, seperti perumpamaan lucu atau perbandingan yang menghibur.

e) Adopsi Gaya Penceritaan:
Jika memungkinkan, gunakan gaya penceritaan yang menarik dan lucu. Anecdotes atau cerita pendek yang menghibur dapat membuat pembelajaran lebih menarik.

f) Berikan Ruang untuk Gelak Tawa:
Biarkan siswa tertawa. Memberikan ruang untuk tawa dapat menciptakan suasana yang positif dan mempererat ikatan antara guru dan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun