Mohon tunggu...
Ardiansah Saputra
Ardiansah Saputra Mohon Tunggu... Uin syarif hidayatullah jakarta

mahasiswa fakultas dakwah dan ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resume filsafat dakwah ke 6 metode dan pendekatan dakwah

12 Oktober 2025   13:24 Diperbarui: 12 Oktober 2025   13:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Secara etimologis, istilah dakwah berasal dari kata Arab da'a--yad'u--da'watan yang berarti seruan atau ajakan. Dalam pengertian terminologis, dakwah adalah usaha seorang muslim untuk mengajak orang lain menuju jalan Allah dengan cara yang baik, baik melalui perkataan, tindakan, maupun teladan yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Dakwah menjadi kewajiban setiap individu muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing, karena menyampaikan kebenaran merupakan bagian dari tanggung jawab iman.

Tujuan utama dakwah ialah membentuk pribadi yang beriman, berakhlak mulia, serta menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam kehidupan. Apabila dakwah berjalan dengan baik, maka akan tercipta masyarakat yang harmonis, saling menghormati, dan menjunjung nilai-nilai keagamaan.

Dalam pelaksanaannya, dakwah memiliki beberapa unsur penting yang saling berkaitan. Unsur tersebut meliputi da'i (penyampai dakwah), mad'u (penerima pesan dakwah), media dakwah, materi dakwah, metode, dan umpan balik. Da'i harus memahami kondisi sosial dan psikologis mad'u agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Mad'u memiliki latar belakang yang beragam, sehingga pendekatan yang digunakan juga perlu disesuaikan dengan karakteristik mereka. Media dakwah dapat berbentuk tradisional seperti majelis taklim atau ceramah, maupun modern seperti media sosial dan platform digital yang kini sangat berpengaruh di kalangan masyarakat.

Metode Dakwah dan Prinsip Utamanya

Metode dakwah berarti cara atau langkah yang digunakan untuk menyampaikan ajaran Islam agar pesan dapat tersampaikan secara efektif. Dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl ayat 125, dijelaskan tiga prinsip dasar dalam berdakwah, yaitu hikmah (kebijaksanaan), mau'izah hasanah (nasihat yang baik), dan mujadalah billati hiya ahsan (berdialog dengan cara terbaik).

  1. Dakwah bil Hikmah (Kebijaksanaan)
    Metode ini menekankan cara penyampaian yang lembut, adil, dan sesuai dengan situasi audiens. Seorang da'i perlu menyampaikan pesan dengan akal sehat dan pendekatan yang rasional, tanpa paksaan atau kekerasan. Hikmah berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya dengan penuh kebijaksanaan, agar mad'u terdorong menerima dakwah dengan kesadaran sendiri.

  2. Mau'izah Hasanah (Nasihat yang Baik)
    Metode ini berorientasi pada pemberian nasihat yang menenangkan dan menumbuhkan kesadaran hati. Nasihat yang disampaikan dengan kasih sayang lebih mudah diterima daripada teguran yang keras. Mau'izah hasanah cocok digunakan dalam menghadapi masyarakat modern yang membutuhkan ketenangan batin di tengah berbagai tekanan hidup.

  3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan (Dialog yang Baik)
    Mujadalah adalah bentuk diskusi atau dialog yang dilakukan dengan cara yang sopan dan berlandaskan logika. Tujuannya bukan untuk menang dalam perdebatan, melainkan untuk mencari kebenaran bersama. Seorang da'i dituntut mampu menyusun argumen yang rasional agar pesan Islam dapat dipahami secara logis oleh pendengar.

Selain tiga prinsip utama tersebut, Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan dalam tiga bentuk pendekatan dakwah: bil yad (melalui tindakan nyata), bil lisan (melalui perkataan), dan bil qalb (melalui ketulusan hati). Hal ini menunjukkan bahwa dakwah tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga harus diwujudkan dalam perilaku dan keteladanan.

Pendekatan Dakwah dalam Konteks Kekinian

Makalah ini juga menjelaskan berbagai pendekatan yang digunakan dalam kegiatan dakwah. Menurut Sjahudi Siradj, ada tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan budaya, pendidikan, dan psikologis. Pendekatan budaya dilakukan dengan menyesuaikan nilai-nilai dakwah dengan tradisi dan kebiasaan masyarakat, sehingga ajaran Islam dapat diterima tanpa benturan sosial. Pendekatan pendidikan berfokus pada proses pembelajaran yang berkesinambungan untuk membentuk pemahaman agama yang mendalam. Sedangkan pendekatan psikologis menekankan pentingnya memahami kondisi mental dan emosional mad'u agar komunikasi dakwah berjalan efektif.

Toto Tasmara menambahkan bahwa dakwah harus dijalankan dengan penuh kasih sayang dan penghargaan terhadap manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan perasaan. Karena itu, pendekatan dakwah yang baik harus mampu menyentuh aspek intelektual, emosional, dan spiritual sekaligus.

Dalam konteks sosial, dakwah dapat dilakukan melalui dua jalur besar, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan kultural. Pendekatan struktural ditempuh melalui peran lembaga dan kebijakan pemerintah yang berlandaskan nilai-nilai Islam, misalnya melalui pendidikan, hukum, atau regulasi sosial. Sementara pendekatan kultural dilakukan dengan cara memperkuat moral masyarakat melalui kebudayaan, pendidikan, dan kegiatan sosial. Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi dalam membangun tatanan masyarakat yang religius dan beradab.

Dakwah di Era Digital

Kemajuan teknologi informasi membawa dampak besar terhadap pola dakwah di masa kini. Media sosial dan internet telah membuka ruang baru bagi para da'i untuk menyebarkan ajaran Islam secara luas tanpa batasan ruang dan waktu. Dakwah tidak lagi terbatas pada ceramah di masjid atau majelis taklim, tetapi juga bisa dilakukan melalui konten digital seperti video, tulisan, podcast, dan siaran langsung.

Namun, perkembangan teknologi juga menghadirkan tantangan tersendiri. Informasi yang beredar di dunia maya tidak semuanya positif, bahkan bisa menimbulkan kesalahpahaman terhadap ajaran Islam. Oleh karena itu, para da'i perlu memiliki kemampuan literasi digital agar dapat memproduksi konten dakwah yang berkualitas, menarik, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dakwah digital harus mampu menjadi sarana pencerahan sekaligus penyeimbang terhadap pengaruh negatif globalisasi dan media modern.

Nama :Ardiansah saputra siregar  

Nim : 12405041020004

Dosen pengampu : Drs. Study Rizal LK. M.Ag

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun