Tepung yang telah jadi kemudian dapat diolah menjadi MPASI yang sehat untuk anak, yang tentu cara penyajiannya sesuai dengan pencernaan anak, misalnya saja untuk membuat campuran tambahan dalam pembuatan baby cookies, pudding kelor, dan sebagainya. Dalam hal ini, tepung daun kelor tidak digunakan 100% pada olahan yang akan dibuat, melainkan hanya berupa campuran saja karena untuk menghindari rasa pahit dari daun kelor tersebut.
Dalam rangka menyukseskan program dari UNNES, tim KKN UNNES GIAT 2 ini kemudian melakukan kegiatan sosialisasi cegah stunting yang dilaksanakan di Balai Desa Trucuk, yang tentunya juga memperkenalkan produk tepung daun kelor pada ibu-ibu hamil di Desa Trucuk dan pada kader pendamping keluarga. Pemaparan mengenai pentingnya mencegah stunting yang diisi oleh Ibu Indyah selaku BKKBN Kecamatan Trucuk, serta pemaparan tentang manfaat daun kelor oleh Nita Siti Koiriyah kepada para peserta diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil dan kader pendamping keluarga tentang pentingnya mencegah stunting pada anak, baik pada saat masih dalam kandungan, hingga anak berusia 2 tahun.
"Dari kegiatan ini, kami berharap ibu-ibu hamil dapat lebih memperhatikan gizi untuk anaknya terutama 1000 HPK, salah satunya dengan memanfaatkan tepung daun kelor yang baik dalam mendukung pertumbuhan anak."Â Ujar Nita Siti Koiriyah, selaku penanggung jawab program kerja sosialisasi dan pembuatan MPASI dari tepung daun kelor.