Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malam 27

18 April 2023   08:14 Diperbarui: 19 April 2023   03:52 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matanya terlihat kosong dan wajahnya sedih. Ia masih belum mengubah posisi duduk iftirasy-nya walau sudah menyelesaikan shalatnya. Allahumma innaka  'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni. Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku). 

Doa yang ia tambahkan di akhir qunut-nya. Doa yang diajarkan oleh Rasulullah saat ia ditanya oleh istrinya, Aisyah, tentang datangnya malam kemuliaan. Malam lailatul qadar, malam yang menjadi buruan setiap orang beriman di 10 hari terakhir bulan ramadan. Ini malam yang ke-27. Malam ganjil yang diharapkan turunkan keberkahan dari Allah. 

Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam yang hanya dijumpai setahun sekali. Disaat itu juga malaikat Jibril dan para malaikat lainnya turun ke bumi, mengitari orang-orang yang berada di majelis dzikir dan meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu.

Dan yang paling utama adalah malam itu malam dimana Allah mengampuni dosa-dosa hambanya yang telah lalu, bagi siapa yang mendirikan shalat malam karena iman dan hanya mengharap ganjaran dari Allah. Matanya perlahan sembab. Seperti daun yang ditemui saat subuh, masih basah terselimut embun. 

Sebulir air muncul diujung kelopak matanya. Beberapa memori menyembul dihadapannya. Ia seolah menonton panggung sandiwara yang kini ada di hadapannya. Dan ia menjadi pemeran utamanya. Tetiba rasa sakitnya tamparan itu kembali terasa di pipinya. 

"Ayah tidak pernah mendidik kau menjadi orang yang tak berakhlak! Ku titipkan kau di sekolah agama agar kau bisa membanggakan orangtuamu! Agar kau bisa mendoakan kami kelak! Tapi apa? Kau coreng muka ayahmu ini, nak. Pergi kau sana! Anak tak tahu diri!!"

Bentakan suara ayahnya membubarkan kerumunan masyarakat setempat. Seketika isi desa heboh saat mobil aparat mengantarkannya ke rumah. Oleh satpol PP, ia tepergok 'ngamar' di sebuah hotel. 

Penyisiran yang dilakukan oleh aparat penegak hukum itu dalam rangka menghormati malam bulan suci ramadan. Bagaimanapun, ia tetap anak ayahnya. Karena tidak pernah ada sejarahnya "mantan anak". Kini dan selamanya ia tetap anak ayahnya.

Ia jadi tahu bagaimana besarnya harapan orangtua kepada anaknya, sejak ia berumah tangga. Merasakan hadirnya buah hati seperti merindukan sinar mentari di pagi hari. Memberikan kecerahan dan semangat baru untuk menapaki hari. Penantian panjangnya selama 10 tahun bukanlah hal mudah melewatinya. 

Mungkin itu salah satu cara Allah mengajarkan kesabaran kepada hamba-Nya. Agar ia terus bergantung dan meminta hanya kepada-Nya. Setahun setelah anak pertamanya lahir, putri keduanya pun hadir dalam kondisi sehal wal afiat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun