Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Peran "Nahwu" dan "Shorof" dalam Pelajaran Bahasa Arab

27 Februari 2020   09:47 Diperbarui: 27 Februari 2020   10:00 2784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim paling banyak. Berbicara tentang Islam tentu tak lepas dari pelajaran bahasa arab. Mengapa demikian? Karena pembawa agama ini berasal dari negara arab. Lalu, mungkinkah mempelajari ilmu agama tanpa punya dasar ilmu bahasa arab?

Mungkin saja, karena sekarang banyak buku agama yang tercetak dalam bahasa Indonesia. Lantas, masih perlukah mempelajari bahasa arab? Begini, ibarat sumber mata air yang mengalir hingga jauh, tentu kadar murninya tidaklah sama antara air yang diambil langsung dari mata airnya dengan air yang telah jauh mengalir dari sumber mata air.

Begitulah, jika anda menguasai ilmu bahasa arab, anda dapat menelaah keabsahan berita atau syiar agama yang tersebar. Era kekinian memudahkan sebuah informasi  datang dengan cepat dari berbagai sumber.

Ada yang disebut berita hoax atau berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Terkadang, berita semacam itu malah cepat viral. Kenapa? Si pembuat berita itu memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi. Efek dari berita bohong dapat merusak kepercayaan publik.

Apa Itu Nahwu dan Shorof?

Materi nahwu dan shorof sangat melekat pada pelajaran bahasa arab. Seperti materi grammar pada pelajaran bahasa inggris. Anda tentu ingat bahwa ada enam belas bentuk waktu yang harus dipahami saat anda akan menyusun kalimat dalam bahasa inggris. Kita tidak akan ragu lagi berucap atau menulis kalimat dalam bahasa inggris jika telah menguasai tenses tersebut.   

Bahasa arab juga begitu. Kaidah dasar atau peraturan penulisan dalam bahasa arab disebut ilmu nahwu dan shorof. Nahwu adalah ilmu untuk mengetahui baris akhir dari suatu kata. Misalnya dalam kalimat: "jaa-a thoolibun" - "roaitu thooliban" - "marortu bithoolibin"

Dimana ketiga kalimat tersebut menggunakan kata "tholibun". Namun pada ketiganya terdapat perbedaan harokat atau baris di akhir kata. Baris dua didepan pada kalimat pertama, baris dua diatas pada kalimat kedua dan baris dua dibawah pada kalimat ketiga. Anda akan tahu alasan mengapa pada kata tertentu bisa berbaris atas, bawah maupun depan.

Dan ketiga kalimat tersebut mempunyai arti yang berbeda pula. Kalimat pertama bermakna "telah datang seorang siswa," yang kedua, "saya telah melihat seorang siswa," dan yang ketiga, "saya telah melewati seorang siswa". Menguasai materi ini juga membuat anda dapat membaca tulisan arab tanpa baris.

Adapun Shorof adalah ilmu untuk mengetahui perubahan suatu kata. Misalnya kata "dhoroba" - "dhooribun" - "madhruubun". Kata dasarnya adalah "dhoroba" yang berarti "dia telah memukul" dan berposisi sebagai kata kerja. Pada kata kedua, ia mendapat tambahan huruf alif ditengah, menjadi "dhooribun" yang berarti "orang yang memukul"

Posisinya pun berubah menjadi pelaku, tidak lagi sebagai kata kerja. Selanjutnya pada kata ketiga, ia mendapat tambahan huruf "mim" diawal, dan huruf "waw" ditengah, menjadi "madhruubun" yang berarti "orang yang dipukul." Ia berubah posisi menjadi objek. Nah, anda dapat memaknai kata sesuai maksud penulisnya jika anda telah memahami ilmu shorof.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun