Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilih Cerdas, Pilkada Damai dan Kedamaian Negeri

27 Juni 2018   06:09 Diperbarui: 27 Juni 2018   11:12 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilkada Damai - tajuktimur.com

Indonesia sudah lebih dari 70 tahun merdeka. Selama itu, suka duka tentu sudah pernah dijalani. Begitu juga dalam hal berdemokrasi. Indonesia sudah mempunyai pengalaman yang sangat berharga. Sampai akhirnya mengantarkan Indonesia melakukan pemilu secara serentak. Begitu juga dengan pilkada serentak, yang dilakukan pada hari ini, 27 Juni 2018. Memberikan perhatian tersendiri bagi 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten yang menggelar pilkada secara serentak. Daerah-daerah tersebut menggelar pesta demokrasi, untuk memilih kepala daerah yang jujur, kredibel, dan berintegritas.

Kenapa perlu mewujudkan pilkada damai? Karena hal itu akan menyehatkan demokrasi dan kedamaian negeri. Seperti kita tahu, jauh sebelum pelaksanaan pilkada, ujaran kebencian begitu begitu massif terjadi. 

Provokasi terkait pilkada juga menghiasi dunia maya. Tidak sedikit yang menjadi korban, dan tidak sedikit pula yang menjadi aktor provokasi. Dan masyarakat yang tidak cerdas dalam literasi, banyak yang menjadi korban. Jika provokasi ini dibiarkan, akan berpotensi mengancam kerukunan antar umat beragama. Persekusi dan tindakan intoleran sempat muncul di beberapa lokasi, sebelum pelaksanaan pilkada.

Kini, pilkada serentak sudah di depan mata. Masyarakat diharapkan bisa memilih pasangan calon secara tenang, tidak ada paksaan, dan obyektif. Masyarakat diharapkan bias melihat track record secara utuh, sehingga bisa memilih pemilih yang benar-benar bisa membawa perubahan. 

Jika pilkada berjalan damai, maka demokrasi di negeri ini sudah semakin dewasa. Karena sikap saling menghargai dan menghormati itu tetap tercipta. Tidak hanya bagi masyarakat yang menjadi pemilih, tapi juga para elit politik yang menjadi pasangan calon, juga bisa menghargai jika kalah tidak duduk di kursi kekuasaan.

Pilkada serentak harus memberikan pembelajaran bagi kita semua, jelang pilpres dan pemilihan legislative pada 2019 mendatang. Jika semua pihak bisa berkontribusi aktif dan positif dalam pesta demokrasi pilkada ini, diharapkan hal yang sama juga bisa terjadi pada pilpres dan pileg. Tidak perlu lagi ada provokasi kebencian. Tidak perlu lagi saling menghujat. Mari kita dorong semua pihak untuk menghasilkan ide dan gagasan yang membangun bagi negeri ini. Karena negeri ini akan bisa berkembang maju, jika generasinya juga bisa memberikan kontribusi bagi negaranya.

Indonesia tidak hanya memiliki geografis yang luas, tapi juga indah. Indonesia tidak hanya mempunyai keanekaragaman suku, budaya, dan adat istiadat, tapi juga mempunyai keanekaragaman manusia, flora dan fauna. Keberagaman yang merupakan anugerah dari Tuhan itu, akan sangat disayangkan jika dirusak hanya karena provokasi kebencian.

Keberagaman itu bisa berpotensi hancur, jika generasi penerusnya tidak mengedepankan budaya saling menghargai, dan pemimpinnya tidak toleran. Pemimpin yang terpilih dalam perhelatan pilkada, harus menjadi pemimpin yang bisa merangkul keberagaman tersebut. Sebaliknya, bagi calon pemimpin yang sudah terlihat tidak berpihak pada keberagaman, sebaiknya tidak perlu mendapatkan amanah dalam memimpin negeri.

Karena itu, jadilah pemilih yang cerdas di hari yang penuh sejarah ini. Dengan menjadi pemimpin yang cerdas, pilkada damai akan tercipta. Jika pilkada damai tercipta, maka kedamaian negeri ini juga akan tercipta. Semoga ini bisa jadi renungan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun