Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Paccarita

ASN | Statistisi | Analis Sosial Ekonomi dan Kependudukan | To Mandar

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menakar Kesiapan Sulbar Mendukung Program MBG

3 Juli 2025   12:03 Diperbarui: 3 Juli 2025   20:08 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan bergizi gratis. (Foto: KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA) 

Tantangan logistik menjadi penghambat utama efektivitas SPPG. Kondisi infrastruktur transportasi yang belum merata, terutama di daerah pedalaman, menyebabkan distribusi bahan pangan berisiko terlambat. 

Minimnya fasilitas penyimpanan modern di tingkat SPPG seperti cold storage dan freezer berkontribusi pada penurunan kualitas bahan pangan segar. 

Selain itu, pola panen musiman di sektor pertanian dan perikanan tradisional menciptakan ketidakstabilan pasokan bahan baku bagi SPPG.

Pada sisi produksi, petani dan nelayan lokal menghadapi berbagai kendala struktural. Praktik budi daya yang masih tradisional dengan produktivitas rendah, kurangnya akses terhadap input produksi berkualitas, serta keterbatasan teknologi pascapanen menjadi faktor penghambat utama. 

Akibatnya, kualitas dan kuantitas produksi sering tidak memenuhi standar kebutuhan SPPG, memaksa pengelola untuk mencari pasokan dari luar daerah.

Peluang

Peluang pengembangan SPPG berbasis produk lokal sebenarnya sangat besar. Pertama, potensi produksi pangan lokal yang melimpah dengan keanekaragaman hayati unggulan seperti sagu, ikan laut, dan berbagai komoditas hortikultura. 

Kedua, adanya dukungan kebijakan dari pemerintah daerah melalui peraturan daerah tentang pemanfaatan produk lokal. Ketiga, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi berbasis pangan lokal yang lebih sesuai dengan budaya makan setempat.

Strategi penguatan SPPG perlu dilakukan melalui pendekatan terintegrasi. Pada aspek hulu, perlu dibangun kemitraan strategis antara SPPG dengan kelompok tani/nelayan melalui pola kontrak budi daya. 

Penyediaan bantuan teknologi pascapanen seperti alat pengering ikan dan sayur dapat meningkatkan nilai tambah produk lokal. Pada tingkat SPPG sendiri, perlu peningkatan kapasitas pengolahan melalui pelatihan menu bergizi berbasis pangan lokal dan standardisasi proses pengolahan.

Pemerintah daerah dapat memainkan peran katalis melalui beberapa intervensi. Pertama, penyediaan insentif fiskal bagi SPPG yang menggunakan bahan baku lokal minimal 70 persen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun