Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Revolusi Dari Desa Ala DR. Yansen TP, M.Si

1 Desember 2014   06:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:23 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14173678621880736394

Dok. Pribadi

Judul buku:Revolusi dari Desa (Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya Kepada Rakyat)

Penulis:DR.Yansen TP., M.Si.

Editor:Dodi Mawardi

Penerbit:PT Elex Media Komputindo

Tahun Terbit:Cetakan Pertama, 2014

Tebal Buku:xxviii + 180 halaman dan Lampiran 14 halaman

ISBN:978-602-02-5099-1

Harga:Rp. 57.500,-

Saat pertama kali melihat judul buku ini, aku jadi teringat kembali akan kritikan yang di balut dalam sebuah lawakan. Kritikan seorang warga negara yang lahir di desa dan melihat belum meratanya pembangunan di negeri ini, khususnya diwilayah pelosok atau desa-desa. Lewat sebuah acara yang bernama Stand Up Comedy, dia mengutarakan kekecewaannya, kritikan dan saran terhadap pembangunan di negeri ini. Untuk lebih jelasnya bisa anda lihat dalam video dibawah ini.



Sebagai sesama anak desa, aku pun merasakan hal yang sama. Sejak kecil dan sampai saat ini, aku selalu bermimpi “kapan bisa merasakan apa yang orang kota rasakan”. Setidaknya bisa merasakan jalanan yang bagus, aliran air dari pipa PDAM, dan indahnya cahaya lampu saat malam hari. Tiga hal utama yang selalu di impikan oleh orang desa, bukan hanya aku seorang.

Namun apa daya dari tahun ke tahun, keberadaan desa seakan tersisihkan. Seringkali kemajuan dan perkembangan perkotaan dijadikan tolak ukur keberhasilan oleh kebanyakan pemerintah. Padahal tanpa disadari desa juga mempunyai andil dalam kemajuan bangsa ini. Tapi mau bagaimana lagi fakta mengatakan demikian, keberadaan desa seakan hanya sebagai pelengkap saja. Bahkan desa seringkali di identikkan dengan ketidakmodernan, terpinggirkan dan keterbelakangan, serta masih menganut budaya yang di anggap sudah kuno alias ketinggalan jaman.

Akibatnya, kemajuan dan perkembangan di desa seakan berjalan di tempat dari waktu ke waktu. Hal ini pula yang menyebabkan kesenjangan sosial semakin jelas terlihat, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin tetap dengan kemiskinannya. Sebuah kondisi yang sudah mengakar begitu lama. Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan besar dan membutuhkan jawaban dengan segera. Sebuah kenyataan yang harus segera pula dicarikan solusi untuk mengatasinya.

Permasalahan-permasalahan di desa pun tidak kalah kompleks dengan masalah di daerah perkotaan. Tapi apa yang kita lihat, pemerintah lebih banyak memperhatikan masalah yang di hadapi di perkotaan dan seakan mengesamping permasalahan di desa. Akibatnya, hampir semua pemberitaan yang kita lihat di media adalah permasalahan orang kota. Bahkan sampai orang desa pun tahu semua permasalahan yang dialami di perkotaan. Sedangkan orang kota belum tentu tahu masalah yang di alami oleh orang desa.

Revolusi Dari Desa Ala DR. Yansen

Melihat persoalan di desa yang demikian kompleks, DR. Yansen TP, M.Si pun tertantang untuk mengatasi permasalahan yang sudah berpuluh-puluh tahun mengakar, terutama di Kabupaten Malinau yang beliau pimpin. Dengan berbekal pengalaman yang panjang dalam dunia praktik pemerintahan dan dekat dengan masyarakat, membuat beliau cepat memahami permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa, baik mengenai masalah pemerataan pembangunan maupun kemiskinan yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Selama memimpin Malinau, Dr. Yansen TP, M.Si menawarkan gagasan baru agar pembangunan di negeri ini sebaiknya di mulai dari bawah. Dalam hal ini pembangunan yang berbasis pedesaan, yang mana bertujuan untuk membangun desa secara sungguh-sungguh dengan memberikan kepercayaan sepenuhnya pada masyarakat desa. Sebuah gagasan hasil pemikiran dan pengalaman yang kini di wujudkan dalam bentuk buku dengan judul “Revolusi dari Desa”.

Revolusi bila di artikan ke dalam bahasa indonesia memiliki makna perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut pokok-pokok kehidupan masyarakat. Melalui buku “Revolusi dari Desa” ini, DR. Yansen TP, M.Si ingin mengingatkan pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat bahwa selama ini ada yang salah dengan konsep pembangunan kita, terutama dalam hal pembangunan di desa-desa. Sebagai contoh, di era reformasi saat ini pembangunan justru lebih banyak dilakukan di perkotaan. Salah satu penyebabnya karena masyarakat desa tidak memiliki akses ke para pembuat kebijakan publik.

Lewat buku ini, DR. Yansen TP, M.Si menunjukkan pengalaman nyata bukan sekedar toeri belaka lewat langkah-langkah yang di sebut “revolusioner” dalam dunia pembangunan. Sebuah konsep yang berbeda dari sebelumnya, yang mana dilandasi dengan semangat juang untuk menyatukan daya dan energi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bukan tanpa dasar DR. Yansen TP, M.Si menuangkan buah pikiran dan pengalamannya kedalam bentuk buku. Hal ini dilakukan sebagai wujud tanggungjawabnya untuk generasi yang akan datang. Pengalaman-pengalamannya tidak perlu diragukan lagi. Beliau telah mengabdi selama dua puluh enam tahun sebagai seorang birokrat dan di awali sebagai seorang praktisi di daerah-daerah terpencil. Jabatan camat dan sekretaris daerah Kabupaten Malinau pun beliau pernah duduki, sehingga membuat beliau tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang di pimpinnya.

GERDEMA Sebagai Konsep Awal Revolusi dari Desa

Revolusi dari desa merupakan sebuah gerakan yang dimulai dari bawah, yang juga bisa diartikan sebagai gerakan dari rakyat untuk kesejahteraan rakyat. Melalui gerakan revolusi ini, DR. Yansen TP, M.Si mengajak kita untuk memikirkan kembali konsep pembangunan desa yang selama ini lebih banyak mengalami kegagalan dibandingkan keberhasilannya.

Lewat buku ini pula, DR. Yansen TP, M.Si mengajak kita untuk merubah paradigma berpikir yang selama ini hanya terpaku pada apa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat. Padahal belum tentu kebijakan yang dibuat sesuai dengan karakteristik, potensi, dan permasalahan yang dihadapi masing-masing daerah.

Tanpa disadari, DR. Yansen TP, M.Si seakan memberikan peringatan bahwa tidak selamanya pemerintah pusat mengerti semua kebutuhan masyarakat pedesaan. Karena sesungguhnya hanyalah desa itu sendiri yang mengerti apa yang mereka butuhkan. Hal lain yang ingin disampaikan adalah agar masyarakat memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovasi dalam membangun desa dan mengubah wajah desa masing-masing.

Untuk itulah, DR. Yansen TP, M.Si dengan ide revolusionernya yang menginginkan perubahan paradigma berpikir dalam pembangunan menggagas sebuah gerakan yang dinamakan “Gerakan Desa Membangun”. Sebuah gerakan yang lebih populer disebut GERDEMA, yang mana dilandasi dengan semangat berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebuah program yang tujuan utamanya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Gerakan ini memiliki cara pandang yang spesifik dan difokuskan untuk mengatasi pembangunan, serta permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa.

Program GERDEMA sejalan dengan inti pembangunan, yang mana tujuannya adalah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada rakyat, yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Alasan lain berdirinya GERDEMA karena saat ini semua masalah pembangunan terletak di desa, sehingga fokus pembangunan harus dimulai dari desa pula.

GERDEMA merupakan sebuah paradigma baru yang memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada masyarakat desa untuk mengelola dan membangun desa masing-masing. DR. Yansen TP, M.Si sangat menyadari bahwa masyarakat harus belajar untuk mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk itu, bimbingan, arahan dan dukungan diberikan oleh pemerintah daerah demi tercapai gerakan yang digagas oleh bupati Malinau. Ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat desa memiliki kreatifitas, inisiatif dan inovasi, sehingga menghasilkan pemerintahan desa yang mandiri.

Meskipun demikian, DR. Yansen TP, M.Si tetap membutuhkan dukungan peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mensukseskan program yang telah beliau gagas. Dalam hal ini arahan dan masukan dari keduanya sangat bermakna, sehingga tujuan dan sasaran pembangunan tercapai.

Banyak hal positif dari program GERDEMA yang telah terbukti keberhasilannya, yang mana seperti dituangkan dalam buku ini. Melalui GERDEMA, kita diberikan gambaran bahwa dalam pembangunan pemerintah tidak boleh menyepelekan kekuatan rakyat. Kolaborasi antara pemerintah dan rakyat perlu ditingkatkan, sehingga kebijakan yang di ambil oleh pemerintah benar-benar berpihak kepada rakyat dan pembangunan yang diharapkan dapat tercapai.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Revolusi dari Desa

Kelebihan : buku ini sangat menarik karena mengangkat tema “Revolusi dari Desa”. Sebuah tema yang mengangkat semua permasalahan yang sudah mengakar selama puluhan tahun dan disertai dengan solusi untuk menghadapi permasalahan yang ada. Mengajak kita untuk merubah paradigma berpikir yang selama ini seakan tetap ditempat kearah yang lebih baik lagi.

Kelebihan lainnya yaitu sampul buku yang menarik, isi buku yang mendetail, logis dan lengkap.

Kekurangan : bahasa yang digunakan kebanyakan bahasa ilmiah, yang mana membutuhkan waktu berulang-ulang untuk membacanya. Butuh pemahaman yang lebih mendalam untuk mencernanya, sehingga membuat pembaca terlambat dalam menyerap isi dan maksud yang disampaikan oleh buku tersebut.

Kesimpulan

Buku “Revolusi dari Desa” bisa dijadikan referensi oleh daerah lain di seluruh Indonesia, baik mulai tingkat propinsi, kabupaten, kotamadya, kecamatan, maupun pedesaaan untuk dijadikan panduan dalam mengelola daerah masing-masing, sehingga kesejahteraan masyarakat yang di idam-idamkan dapat terwujud. Utamanya untuk daerah yang banyak memiliki permasalah pembangunan.

Makassar, 30 November 2014

By Arif Rahman

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun