Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengaktualisasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Bermedia Sosial

17 Agustus 2017   19:45 Diperbarui: 17 Agustus 2017   20:00 3376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudah Berbuat Apa Untuk Indonesia? (Sumber : Kompasiana.com)

"Sudah Berbuat Apa Untuk Indonesia?"

Ahhh... saya jadi teringat dengan pertanyaan serupa yang dilontarkan oleh seorang Ketua Pusat Kajian Pancasila UGM, Bapak DR. Heri Santoso. Waktu itu bertepatan dengan hari Jum'at, 16 Juni 2017, yang juga masih suasana bulan puasa. Lebih tepatnya hari ke-21 bulan ramadhan. Dimana pertanyaan yang diajukan kurang lebih seperti ini :

"Apa yang sudah kamu lakukan untuk negeri yang kamu cintai ini?"

Dan beberapa pertanyaan lainnya yang membuat peserta yang hadir sore itu berpikir keras dan bingung mau menjawab yang mana dulu. Tidak terkecuali saya yang kebetulan duduk dibelakang salah satu Staff Tim Komunikasi Kepresidenan. Ya, dalam pikiran dan hati kecil saya, sepertinya belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan yang sudah dilakukan oleh para pendahulu bangsa ini.

Namun belum sempat menjawab, Bapak DR. Heri Santoso yang sore itu merupakan pembicara pertama mengatakan bahwa sebenarnya banyak yang bisa kalian lakukan untuk negeri ini, terlebih lagi perkembangan zaman semakin modern. Nggak perlu langsung melakukan hal besar, mulailah dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Misalnya, menanamkan sifat jujur, saling menghormati, berbagi hal positif, inspirasi dan lain sebagainya. Termasuk juga dalam hal menggunakan media social.

Ya, apalah artinya memiliki media social jika yang dilakukan setiap harinya hanyalah mengadu domba, menghasut, memprovokasi dan sebangsanya. Cobalah untuk berpikir jernih, jangan mudah di adu domba, karena domba saja tidak mau di adu. Dan ingat juga, kalau membela sesuatu jangan sampai membabi buta, karena ...

Nah, berbicara tentang media social, provokasi, adu domba, dan semacamnya, khusus di Indonesia, gemuruhnya seakan tiada henti. Setiap harinya selalu saja meriah dan ada-ada saja hal unik serta menarik untuk disimak. Sayangnya, terkadang sampai melambui batas dengan dalih setiap orang bebas berpendapat. Sampai-sampai masalah etika pun menjadi luput dan tak jarang memunculkan sisi ganda dari sang penggunanya. Padahal jika mau berpikir cerdas dan bijak, seharusnya norma-norma di dunia nyata tetap di terapkan dalam bermedia social.

Dengan menerapkan norma-norma di dunia nyata dalam bermedia social, secara tidak langsung kita sudah mencoba mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila. Kok bisa? Karena Pancasila sebagai dasar negara mampu menyeimbangkan tiga unsur penting, yaitu : agama, budaya dan negara.

Yang dalam bahasa halusnya, Pancasila dibangun atas tiga unsur tersebut. Jadi, kalau ada yang coba membenturkan antara negarawan dan agamawan atau budayawan, termasuk di dalam media social, maka itu bisa dibilang melakukan kesalahan.

So, mari mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dalam bermedia social. Tak hanya itu saja, dalam berkomunitas pun tidak ada salahnya untuk coba dipraktekkan, mengingat setiap komunitas punya aturan dan pola interaksi sendiri-sendiri. Di sisi inilah yang perlu kita coba hadirkan Pancasila di dalamnya dan menjadikannya bagian penting dalam melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya.

Bijak Dalam Bermedia Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun